Chapter -59-

347 22 0
                                    

                 Selamat Membaca

                       Love semua

-----------------------------------------------------------

Di pagi hari yang cerah Kaira segera bersiap dia memakai stelan berwarna hitam dan kaca mata hitam. Gadis itu menelpon Delano berkali-kali. Namun, tidak ada jawaban sama sekali.

"Dasar kebo!"

"Kaira! Sarapan dulu!" Gadis itu menuju ruang makan kemudian mengambil roti tawar tanpa selai langsung memakannya.

"Pelan-pelan!"

"Oke, Kaira berangkat dulu ya, Bund."

"Iya, hati-hati." Kaira mencium punggung tangan Melati kemudian keluar rumah.

"Kai! Kaira!" teriak seseorang dari luar suara cowok dan motor gemuruh tidak hanya satu.

"Oh my God!"

Kaira ternganga lalu menutup mulutnya dengan kedua tangannya melihat motor milik inti Wolfgang dan sebagian perwakilan gang Ascanda. Harley dan Welly khususnya.

"Kalian kok kayak orang mau demo?"

"Jemput, lo nanti. Gue, kira kayak Delano ngambek kagak mau datang," ucap Fasiel.

"Lah, Kak Gina udah taken sama Geryl malkis coklat?" Gadis itu beralih menatap Geryl yang sedang membonceng cewek.

"Kemarin udah di rumah sakit."

"Udah sembuh, Ger?"

"Sembuh, cuma gitu aja." Geryl mengusap lengannya.

"Ayo, Kai berangkat!" teriak Geo yang berada di barisan kanan kembarannya.

"Numpang siapa lo?" tanya Fasiel menatap saudara itu mengintari motor milik teman-temannya.

"Lo, aja deh biar nggak ada yang musuhan." Fasiel memutar kedua bola matanya malas. Pagi-pagi sudah jadi tukang ojek.

"Ready?" teriak Harley seperti memberi aba-aba persiapan sebuah pertandingan.

"Ready!"

"Go!"

Iring-iringan motor milik dua geng gabungan terbesar di kota Jakarta membelah jalanan. Para kendaraan lain memilih berhenti dan membiarkan iring-iringan itu berjalan duluan. Mereka semua menghentikan motornya di sebuah rumah bercat abu-abu milik Ketua Wolfgang dan membunyikan klaksonnya hingga sang pemilik rumah merasa terganggu.

"Adapaan sih?" Seorang cowok mengenakan kaos berwarna pink dan celana berwarna biru muda.

"Bos, gue nggak ngimpi lo pakek kaos gituan?" Alkana menahan tawanya.

"Gue, smackdown langsung tinggal nama!" cowok itu menatap tajam Alkana dan membuatnya terdiam.

"Kai, turun! Motor siapa itu?" titah Delano seperti tidak terima jika gadis itu di bonceng Fasiel walaupun masih bersaudara.

"Abang gue lah!"

"Nyolot, turun Singa cap bangkong!"

"Del, ganti baju sana kita takziah sekarang," ucap Frans kalem.

"Ogah! Nggak sudi!"

"Kak." Kaira menatap tajam Delano yang masih tidak berminat untuk meladeni mereka.

"Kenapa, sayang?"

"Idih, ayo takziah dia bokap lo juga nggak boleh dendam!"

"Lo, aja Kai. Gue titip doa semoga nggak gentayangan."

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang