Kenangan Delano

407 27 2
                                    

Selamat Membaca

Hatimu bentuknya gimana sih?

-----------------------------------------------------------

Seorang gadis kecil sedang bercakap-cakap dengan boneka yang tak bernyawa sesekali gadis kecil itu tertawa sendiri. Dia menganggap boneka itu sebagai temannya.

"Ayo, teddyku minum dulu biar mama buatin cake buat kamu." Gadis kecil bernama Kaira itu mengaduk tanah yang sudah ia beri air dan daun daunan.

"Hai, boleh ikut main nggak?" Seorang anak laki-laki menghampiri Kaira dengan wajah ragu dan sedikit takut.

"Boleh." Kaira mendongakkan kepalanya atensinya menatap anak laki-laki. Tumben sekali ada yang mau berteman dengan dirinya?

"Kakak, siapa?" Kaira mengulurkan tangannya sambil mengerutkan dahi.

"Aku Delano, aku tidak punya teman. Semua orang benci sama aku." Ucapnya dan hanya di jawab dengan anggukan saja.

"Kakak, boleh kok main sama aku. Aku juga tidak punya teman." Kaira menggandeng tangan Delano dan mengajaknya bermain di taman.

Sejak hari itu Kaira memiliki teman baru meskipun umur mereka berselisih dua tahun tetapi mereka layaknya seorang kakak beradik.

"Kaira, besar nanti kita nikah ya." Ucap Delano seraya membawa lari boneka kesayangan Kaira dan Kaira tampak susah payah mengejarnya.

"Kakak! Balikin si monel!" Kaira berusaha mengambil kembali boneka kesayangannya dengan lompat-lompat.

"Nih, pendek." Delano memeletkan lidahnya membuat Kaira geram dan akhirnya mencakar wajah Delano hingga menangis.

"Udah gede kok nangis huhu." Kaira menertawakan Delano yang tengah menangis tersedu-sedu.

Kemudian, tanpa sengaja ada seorang penjual ice cream melintas di depan tamannya. Kaira tersenyum kegirangan dia langsung menghentikan penjual ice cream itu dan membelinya.

"Kak, mau." Kaira memberikan salah satu ice creamnya untuk Delano.

"Terimakasih." Senyum Delano kembali terbit rasa perih di pipinya akibat cakaran Kaira pun seketika hilang.

"Kai, kalau udah besar nikah yuk." Atensi Delano menatap Kaira lekat namun, sebenarnya mereka belum mengenal arti cinta dan patah hati.

"Menikah itu apa?" Kaira dengan polosnya meloloskan pertanyaan itu.

"Emang, mama kakak pernah menikah?" Delano pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia juga tidak paham tentang itu.

"Aku juga tidak tahu apa itu menikah. Nanti aku tanya ke mama." Delano kembali melahap ice creamnya yang mulai mencair sesekali dia menjaili Kaira dengan ice creamnya.

Kaira berdiam sejenak membandingkan dirinya dengan seorang anak disampingnya. Ibunda Kaira sangat melarang Kaira main jauh dari rumahnya sedangkan anak disampingnya itu di biarkan main hingga ke rumahnya. Apa dia tidak dilarang oleh orang tuanya? Kemana orang tuanya?

"Kak, ayah kakak kemana?" tanya Kaira tiba-tiba. Bukan jawaban yang keluar dari mulut Delano melainkan anak laki-laki itu malah menangis sejadi-jadinya hingga seorang wanita paruh baya datang menghampiri mereka berdua.

"Kaira, kamu apain kakaknya?" Melati mengelus punggung Delano supaya tidak menangis.

"Maaf bunda, tadi Kaira hanya tanya ayah kakak dimana terus kakak nangis." Kaira menggembungkan pipinya dan menunduk takut jika Melati marah padanya.

"Sudahlah, sekarang kamu minta maaf dulu. Nanti kita makan bersama." Kaira pun menuruti perintah Melati. Dia menyalami Delano kemudian menghapus air matanya perlahan.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang