Selamat Membaca
Jangan diam wajib berisik!
-----------------------------------------------------------
Kaira memasuki rumah yang masih nampak sepi. Kaira berjalan melewati dapur tampak wanita paruh baya berkutat dengan peratan dapur di sana. Tadi, dia mengira Melati belum pulang kerja ternyata beliau tidak masuk kerja hari ini.
Kaira menghela napas mengingat kejadian di halte tadi untung saja bukan om-om seperti yang dikatakan Delano. Kaira pun menghampiri Melati di dapur dan memeluknya dari belakang."Kaira, sudah pulang?"
"Sudah, Bund." Kaira tersenyum ramah pada Melati.
"Kamu ganti baju terus cuci tangan cuci kaki kemudian makan," Ujar Melati hanya di tanggapi dengan anggukan singkat.
Didalam kamar rupanya dia tidak berganti pakaian melainkan dia tiduran di kasur dalam keadaan masih menggunakan seragam dan bersepatu.
"Kaira! Kaira! Ayo makan sayang." Melati memanggil Kaira dengan suara yang sangat kencang mirip seperti toa namun, tidak dihiraukan olehnya.
Dirasa tidak ada yang menyahut panggilannya Melati pun berjalan menuju kamar Kaira dan membuka pelan pintu kamarnya.
"Lah, ternyata sudah tidur. Mungkin dia sangat kelelahan." Melati menutup kembali pintu kamar Kaira dengan pelan supaya tidak menghasilkan suara.
Kaira terbangun dari mimpi indahnya tepat pukul empat sore. Dia bergegas ke kamar mandi dan bersolek natural lalu, menuju ke dapur untuk mengambil makanan. Sendari siang cacing di perutnya belum ia kasih makan.
"Bund, Kaira lapar.” Kaira mengambil
"Ya, makanlah." Melati membukakan tudung saji untuk Kaira.
Kaira pun mengambil nasi dan sayur kemudian memakannya dengan lahap sesuai waktu yang yang sudah dia turuti sejak lama yaitu 'makan lima menit selesai’.
Setelah selesai makan dia mencuci piring lalu, Kaira kembali ke kamar dan merenung sendiri diatas kasur. Dia tidak tahu apa yang dia renungkan. Surasa hatinya terus berbicara tentang Delano meski otaknya terus menolak.
Tidak disangka air mata menetes dari sudut matanya bisa ditebak dia menangis karena mood nya sedang kacau bahkan bisa saja dia marah-marah tidak jelas.Kemudian suara pintu diketuk seseorang.
Tok...tok...
"Iya sebentar," Jawab Melati dan Kaira berlari menuruni anak tangga sebelum Melati memanggilnya.
"Kaira ada, Tan?" Tanya seseorang dari balik pintu.
"Ada," Jawab Melati yang akan bersiap memanggil Kaira.
"Eh, kalian masuk masuk," Kata Kaira ternyata mereka Tania dan Intan.
"Langsung ke kamar Gue aja ya," Ajak Kaira dan mereka berdua hanya mengangguk.
Mereka bertiga memasuki kamar Kaira bebarengan. Mereka berdecak kagum dan berhenti di ambang pintu selain Kaira yang langsung ke kamarnya. Tania pun mengikutinya dari belakang langsung merebahkan diri ke sprint bad Kaira.
"Wah, ini kamar atau perpustakaan banyak banget bukunya." Tania langsung terpana melihat seisi kamar Kaira yang dipenuhi buku rak buku yang berjajar rapi dan luas.
"Cuma novel doang," Jawab Kaira singkat.
"Kalau mau baca, baca aja." Kaira mempersilahkan kedua sahabatnya untuk membaca novel yang berjajar rapi di rak.
"Kalian mau minum sama makan apa?" Kaira menawari kedua sahabatnya.
"Terserah saja deh, yang seger-seger aja soalnya haus." Tania mengelus lehernya yang mulai mengering.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELANO (tamat)
Teen FictionDelano Kainan seorang siswa sekaligus CEO disebuah perusahaan yang didirikan oleh Marta yaitu Mama kandungnya. Delano memiliki wajah yang sangat tampan dan memikat seluruh kaum hawa. Delano juga seorang pemimpin Geng motor yang terkenal dan penuh wi...