Chapter -2-

1.7K 182 119
                                    

                  Selamat Membaca

             Tolong tinggalkan jejak

----------------------------------------------------------

Tidak kalah berbeda dengan kelas Kaira yang lima puluh persen dihuni oleh para cewek centil yang selalu uptade tentang cowok tampan di SMA Internasional. Dikelas X IPA 1 tempat Kaira belajar dan berteduh sangat dianjurkan memiliki Geng supaya tidak dibully oleh para kaum heroik kelas. Begitu pula dengan Kaira, dia hanya memiliki dua orang sahabat yang setia dan sepemikiran dengannya.

Mereka adalah Intan Cancerla Abbas adalah nama lengkap Intan siswi tercantik dikelas X IPA 1 dia salah satu sahabat Kaira yang juga mengagumi personil Wolfgang. Namun, jika dilihat dari proporsi tubuhnya Intan sangat pantas bersanding dengan salah satu personil Wolfgang.

Tania fatra Aspara si tukang punya info dan selalu uptade tentang info cogan. Sampai-sampai
dijuluki the Boss of stalker. Dia berkulit kuning langsat dan berjiwa bar-bar. Meski dia berjiwa bar-bar tapi dia tidak banyak drama. Inilah kelebihan dari Tania, salah satu sahabat Kaira.

"Nyebelin banget, sih! Pagi-pagi sudah bikin orang darah tinggi, saja!" Kaira melempar tasnya dengan kesal dia juga menatap tajam halaman sekolah yang ada di depan kelas yang tidak jauh dari tempat ia bertemu dengan Delano tadi.

"Abis ngapain sih Lo? Kok bisa kesurupan." Tania merogoh sisir rambutnya yang selalu dia bawa bawa dan menjadi pegangannya setiap saat. Sampai-sampai sisir rambut itu dia beri nama seser.

"Gue, habis bertengkar sama cowok sok pendekar! Katanya kelas dua belas, sok kegantengan, ngatur-ngatur, ngajakin ribut! Namanya Delano apa kedelai gitu, gue lupa!" ujar Kaira yang masih merasa sangat marah.

"Lo, ketemu dia? Beneran? Kenapa nggak minta wats app nya sekalian? Oh My God!"

Seketika Intan merasa mendapatkan sebuah kabar gembira wajahnya sangat memerah dan mencari titik kebohongan Kaira yang sulit ditemukan.

"Andaikan, gue yang ketemu pasti langsung pingsan! gue, sangat mengidolakan Kak Delano!" Tania langsung mondar-mandir tidak jelas ditambah gaya bicaranya yang dibuat dramastis.

"Lancar banget halunya, gue saja pengin nampol si kedelai sok pendekar itu!" gadis itu langsung nyelonong meninggalkan kedua sahabatnya yang masih melancarkan halunya seperti orang kehabisan obat.

Sejak hari itu, Kaira mengutuk Delano sebagai cowok pengacau hidupnya dan berharap Delano segera pergi dari kehidupannya. Sekarang Kaira memilih memendam sendiri tentang Delano tanpa menceritakan kepada ke dua sahabatnya yang ternyata penganggum rahasia ketampanan Delano.

Jam pulang sekolah tiba, seperti biasanya Kaira menunggu taksi di depan sekolah sebelum akhirnya dia menunggu di halte dekat dengan sekolahnya.

"Kai, kita pulang dulu! salam buat, Kak Delano!" seru Intan dan Tania bebarengan lalu mereka adu tos sebagai simbol persahabatan mereka.

"Salam-salam! gue, benci tahu!" Kaira merasa jengkel dengan ucapan Intan dan Tania.

Intan dan Tania pulang lebih cepat dari pada Kaira sebab mereka membawa motor sendiri berbeda dengan Kaira yang masih setia menunggu angkot atau taksi yang bersedia membawa dirinya pulang atau pergi ke sekolah.

"Ternyata, Lo masih naik angkot ya." Seorang cowok yang tidak lain si makhuk pembuat onar alias Delano tertawa lebar mengejeknya seakan tidak berdosa.

"Lo, pulang saja sana! Nggak usah ngejekin, gue!" gadis itu cemberut dan melototi Delano. Namun, bagi Delano tingkah Kaira sangat lucu sehingga membuatnya tertawa semakin lebar.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang