Chapter-17-

568 65 23
                                    

                  Selamat Membaca

        Tinggal jejak  untuk Melindha

-----------------------------------------------------------

Sesampainya di kelas masing- masing terpampang jelas di papan tulis tentang pengumuman pulang pagi seperti yang di umumkan di instagram pribadi sekolah namun, para siswa belum mempercayai pengumuman itu. Delano tersenyum simpul membaca pengumuman itu sedangkan ketiga sahabatnya bersorai gembira.

"Lancarkan misi," Kata Gama mendekati Delano memasang muka ceria.

"Nanti sore jangan lupa!" Delano  mengambil tasnya dan memakainya dipunggung.

Pov Kaira

Di kelas Kaira tidak  jauh berbeda dengan kelas Delano seluruh siswa di kelasnya termasuk dia dan kedua sahabatnya terlihat sangat senang mendengar kabar langka ini. Kaira langsung memakai tas punggungnya begitu pula dengan Intan dan Tania.

"Kai, ngafe yuk," Ajak Intan.

"Lah kuy gercep." Kaira sangat  bersemangat jika soal makanan dan minuman.

"Dimana?" Tanya Intan

"Soft caffe saja, deket halte sekalian," Jawab Kaira.

"Ngikut sajalah penting kenyang." Tania cengengesan.

Mereka bertiga lantas keluar dari kelas beriringan sambil mengobrol dan bersenda gurau namun tiba-tiba langkah mereka terhenti saat mengetahui Delano berjalan beriringan bersama Rosella walaupun Delano sangat terlihat cuek pada Rosella tetapi tidak bisa dibohongi perasaan Kaira terasa sedikit terbakar meskipun dia belum bisa mencintai Delano.

"Kai, Kak Delano." Tania memegang tangan Kaira.

"Biarin, sudah tahu sejak pagi." Kaira memendam rasa cemburu yang membakarnya.

"Hai, para ciwi-ciwi!" Nanda, Gama dan Alkana tiba-tiba datang dan menyapa mereka.

"Lah, kok tiba-tiba ada disini?" Tania celingukan.

"Gue selalu ada buat Lo. Lo kan  bunganya terus Gue lebahnya." Alkana cekikikan menggombal Tania.

"Hmm, aduh kita jadi obat nyamuk." Intan reflek menelan ludah.

"Ciee....," Cuitan Nanda,Gama,Kaira dan Intan.

"Kalau bunganya layu?”  Tania membuat suasana jadi sepi seketika.

"Kalau gitu ganti Lo langitnya Gue matahari." Alkana kehabisan gombalan.

"Matahari mah masih bisa terbenam dan hanya ada disiang hari  saja artinya hanya ada saat senang saja," Jawab Tania membuat Alkana kehabisan kata-kata.

"Mending sepatu dan kaos kaki," Imbuh Alkana.

"Hooh ya betul itu selalu bersamaan" Alkana senyum-senyum sendiri dan menggandeng tangan Tania walau pada akhirnya punggungnya dipukul.

"Sakit, Tania!" Alkana meringis kesakitan. Semua tertawa kecuali Kaira yang masih dirundung rasa cemburu yang tersembunyi.

“Kalau begitu, Gue duluan ya," Pamit Kaira.

"Ngafe woi!" Tania memegang tangan Kaira.

"Iya ngafe," Jawab Kaira.

"Kita duluan ya" Intan pamit ke Nanda, Gama dan Alkana.

"Yoi, kita juga mau rebahan," Jawab Nanda dan kedua temannya menjawab dengan anggukan.

Pov Delano

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang