Selamat Membaca
Jangan lupa minum kopi ☕
-----------------------------------------------------------
“Kak, lepasin!” Kaira menarik tangannya dari cekaman Delano namun, tetap saja kalah.
“Nggak!” singkat Delano.
“Kak, mending, Lo urus pacar sama mantan Lo!” celoteh Kaira.
“Nggak penting!” Delano memperlihatkan muka merah padam.
“Lo, duduk sini jangan kemana-mana!” Delano menyuruh Kaira duduk disebuah kursi.
“Lo, mau kemana?” Kaira mengeryitkan dahi.
Kaira menatap Delano dengan tatapan marah, Dia tidak memperhatikan Delano mau pergi kemana intinya hari ini dia semakin dendam pada seorang Delano.
“Sejak kenal Delano, Gue jadi berurusan sama kakak kelas,” Gumam Kaira sambil mengusap wajahnya frustasi.
Delano kembali dengan membawa semangkok bakso dan jus jeruk. Delano tahu sebenarnya Kaira masih kelaparan. Dia juga sudah menebak Kaira pasti tidak mau menerima pemberian darinya.
“Lo bisa nggak sih jauhin dan bebasin Gue dari Lo? Kalau mau dendam itu nggak gini caranya!” tebakannya sangat benar Kaira langsung menampik semangkok bakso itu.
“Kai, sebenarnya, Gue itu suka sama, Lo.” Delano memberanikan diri mengutarakan perasaanya di waktu yang sangat tidak tepat.
“Apa? Suka! Lo, nggak ngerti banget perasaan cewek!” Kaira mendorong tubuh Delano, Delano refleks terdorong.
“Terus, Kai! Gue, benar-benar sayang!” Delano memegang kedua pundak Kaira lalu, mengusap air matanya dengan tangan sangat dingin.
“Kak, tolong pergi dari kehidupan, Gue!” Kaira mendorong tubuh Delano untuk kedua kalinya.
“Gue, nggak tahu maksud, Lo, Kai” Delano memegang kedua tangan Kaira.
“Gue, cuma ingin nggak ada musuh antara kakak kelas sama, Gue!” Kaira menatap tajam Delano dengan air mata yang hampir jatuh.
Kaira langsung meninggalkan Delano sambil mengusap air matanya sendiri sedangkan Delano refleks menendang tembok disampingnya dengan muka yang masih menyimpan amarah. Kaira berjalan dengan langkah menyimpan kemarahan, dari arah berlawanan Kaira tidak sengaja bertubrukan dengan salah satu anak buah buah Delano yaitu Gama.
“Lo nggak apa-apa?” Gama membantu Kaira berdiri.
“Nggak, Kak” Kaira membersihkan kotoran yang menempel ditangannya.
“Kai, gue mau bicara sama, Lo” Gama menarik tangan Kaira dengan lembut.
“Bicara apa kak?” Kaira merasa penasaran dengan wajah serius Gama.
“Jangan memendam perasaan terlalu dalam dan jangan bermain perasaan dengan membohongi diri sendiri supaya nggak sakit sendiri. Sudah gitu aja” Gama langsung pergi meninggalkan, Kaira masih mencerna ucapan Gama.
“Maksudnya, Kak?” teriak Kaira kepada Gama yang sudah terlalu jauh darinya.
“Cermati aja,” jawab Gama sambil melambaikan tangannya tanpa menoleh.
Kaira kembali ke kelasnya dengan muka ditekuk tidak bergairah sama sekali. Dia ingin sekali bolos hari ini. Semuanya menjadi kacau sejak Kaira kenal Delano. Kaira berjalan gontai menuju kelasnya. Namun, sesampainya di kelas berpasang-pasang mata memandang Kaira penuh tanda tanya karena nampak lusuh lebih parahnya tempat duduk Kaira yang dipenuhi sampah dan tasnya tidak ada di bangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELANO (tamat)
JugendliteraturDelano Kainan seorang siswa sekaligus CEO disebuah perusahaan yang didirikan oleh Marta yaitu Mama kandungnya. Delano memiliki wajah yang sangat tampan dan memikat seluruh kaum hawa. Delano juga seorang pemimpin Geng motor yang terkenal dan penuh wi...