Chapter -32-

393 33 2
                                    

                  Selamat Membaca

     Vote setiap part biar aku senang

-----------------------------------------------------------

Kaira keluar dari area rumah sakit kemudian, dia berdiri di tepi jalan menunggu taksi melintas di depannya. Tidak berselang lama sebuah taksi melintas di depan Kaira dan dia pun menghentikan taksi itu. Kaira memasuki taksi dan duduk di belakang sopir menikmati suasana hening yang seakan mengingatkannya pada kejadian dua tahun yang lalu dimana nyawanya hampir saja pergi dari raga dan Kaira masih ingat dengan seseorang yang membuatnya seperti itu.

"Gue masih sangat ingat dengan kejadian waktu itu mobil yang kala itu menabrak Gue hingga Gue hampir koma dan hingga sekarang Gue trauma mengendarai motor. Gue sekarang tahu pelakunya tapi, Gue tidak bisa dendam padanya karena dia sudah terlalu dekat dengan Gue. Namun, apa dia masih ingat dengan kejadian waktu itu?" tanpa Kaira sadari taksi yang di tumpanginya sudah sampai di depan gerbang rumahnya. Kaira segera turun dari taksi dan membuka handphonenya yang tersimpan di tas kemudian mengetik beberapa kata disana.

Kak Delano
Pengin cerita :(

Pesan itu tersampaikan di layar handphone Delano yang kala itu ia pergunakan untuk bermain mobile legend game online kesayangannya.

Ratu Singa
Besok aja kalau Gue dah pulang :)

Kaira mendesis kesal balasannya tidak sesuai ekspektasinya. Mungkin benar ini bukan waktu yang tepat untuk menceritakan kejadian itu padanya dan meminta sesuatu kepada Delano. Kaira menghela napas kemudian memasuki rumahnya dan di sambut ramah oleh Melati.

"Eh, anak bunda sudah pulang."

"Kaira, kamu ganti baju dulu habis itu kita makan bersama Bunda." Melati menyelipkan anak rambut Kaira yang hampir menutupi mata.

"Baiklah, Bund." Kaira mengangguk kemudian menaiki tangga penghubung lantai satu menuju kamarnya.

Melati menggeleng bangga dan menyunggingkan senyum melihat Kaira yang kini sudah beranjak remaja. Wajah cantiknya semakin bersinar, Melati berharap putri semata wayangnya itu kelak menjadi wanita yang kuat, cerdas dan mendapatkan sosok yang bisa membuatnya bahagia dunia akhirat.

"Anakku sekarang semakin dewasa sudah mengerti dunia luar. Jikalau ayahmu masih disisimu pasti dia sangat bangga dengan dirimu. Semoga kamu kelak menjadi wanita yang berguna."

Kaira mempercepat diri untuk keluar kamar karena perutnya sudah tidak bisa menahan lapar dan butuh asupan agar cacing-cacing di dalamnya bisa tumbuh subur. Kaira berlari menuruni anak tangga lalu, menuju ke dapur bergabung bersama Melati yang sudah setia di meja makan.

"Kai, gercep amat kamu ini," sindir Melati.

"Katanya suruh makan ya gercep dong," Jawab Kaira dan Melati terkekeh kecil.

Suara detingan sendok memenuhi sudut ruangan yang berukuran sedang dan tertata rapi di hiasi berbagai gerabah yang di gunakan untuk memasak. Kaira, mempercepat makannya kemudian mencuci piringnya sendiri lalu, menoleh ke Melati sebentar.

"Bund, Kaira ke kamar dulu ya," Kata Kaira.

"Iya.” Melati hanya mengangguk sambil tersenyum kecil.

Kaira menuju kamarnya dan merebahkan diri di sprint bed nya yang tidak lumayan luas sambil menatap langit-langit kamar yang menampilkan bayangan semu sosok Delano yang menurutnya tergambar jelas disana. Kaira menghela napas, bimbang haruskah dia mengingatkan kejadian itu pada Delano? 
Jujur, pada awal bertemu Kaira tidak asing dengan sosok Delano namun, Kaira pura-pura tidak mengenalnya karena, tidak mau dianggap sok kenal dan Delano adalah sosok paling mematikan di sekolahnya tidak ada satupun yang berhasil mengalahkannya.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang