Chapter-14-

686 73 21
                                    

                  Selamat Membaca

  Jadikan sebagai cerita favorit mu

----------------------------------------------------------

Delano menggandeng Kaira yang mulai terlihat lemas karena, mengantuk berat. Mereka menuju kasir terlebih dahulu dan melewati seorang pria yang diperkirakan berusia lima puluh tahun. Pria itu terpaku menatap Delano dan Kaira tatapannya bercampur antara sinis dan rindu namun, Delano tidak menatap balik dia malah terfokus dengan Kaira yang masih menguap.

“Mau digendong,  pangeran tampan?” tawar Delano merangkul pundak  Kaira.

“Gue, ngantuk nggak butuh gombalan lagi!” Kaira berjalan gontai kemudian memasuki mobil yang sudah dibuka oleh Delano.

Di dalam mobil Kaira sudah tertidur dengan pulas. Pelan-pelan Delano memakaikan sabuk pengaman dan menutup resleting jaket yang dikenakannya. Delano tersenyum melihat Kaira yang tengah tertidur dan terlihat sangat anggun.

“Selamat malam, Ratu Singa. Mimpiin, Gue ya. Gue bakal berusaha buat, jadiin Lo ratu di hidup, Gue.” Delano menjalankan mobilnya dengan kecepatan normal sesekali melirik Kaira yang masih pulas.

Delano sudah sampai di depan gerbang rumah Kaira namun, dia tidak segera turun melainkan dia merasa tidak tega membangunkan Kaira. Sesekali dia meyerigai rambutnya kemudian Delano memutuskan untuk menggendong Kaira ala bridal style. Delano mengetuk pintu rumah Kaira kemudian meminta izin pada Melati untuk mengantarkan Kaira sampai ke kamarnya.

"Oh, kamar Kaira di lantai dua Delano," Kata Melati dan  hanya dibalas dengan anggukan saja.

Didalam kamar Delano meletakkan tubuh Kaira dengan hati-hati dan memakaikan selimut nya. Dia  menoleh kearah meja belajar Kaira yang dipenuhi koleksi buku-buku novel karya Kaira sendiri. Delano menyunggingkan senyum dan mengambil salah satu novelnya yang berjudul 'ANGIN YANG BERLALU' novel perdana Kaira. Delano memasukkan novel itu ke dalam bajunya kemudian segera keluar kamar dan berpamitan dengan Melati.

“Tan, Delan pulang dulu ya,” Ucap Delano sambil mencium tangan Melati.

“Iya, Nak salam buat, Mama kamu.” Melati mengantar Delano hingga depan gerbang.

Sesampainya di rumah Delano langsung memarkirkan mobil di garasi lalu, memasuki rumah yang sudah sepi Marta sudah tidur jadi tidak ada introgasi yang keluar dari Marta.

"Aman," Batin Delano.

Delano bergegas mengambil wudhu dan menunaikan sholat isya' dengan khusu' berdoa dengan pengharapan bertemu dengan papanya.
Selesai sholat dia membuka novel yang dia ambil dari meja belajar Kaira sambil membayangkan wajah seorang pria yang dia ketemui di Mall tadi.

"Gue, besok harus cari foto papa, Gue yakin sekali pria itu ada hubungannya dengan hidup Gue," Batin Delano lalu merebahkan diri ke spring bed nya.

                            ☘️☘️☘️

Pov Kaira

Alarm berdering begitu kencang, namun, udara dingin masih menusuk tulang Kaira menguap kemudian terduduk sambil melirik jam yang sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi artinya dia harus bangun. Daripada menunggu toa alami berbunyi.

"Kaira! Bangun bantuin, Bunda!" Teriak Melati yang sudah sibuk dengan pekerjaan dapurnya.

"Kaira, sudah bangun.” Kaira merenggangkan kedua tangannya.

Kaira pun tiba-tiba menyunggingkan senyum.

"Terimakasih, Kak sudah ngangkat, Gue kemarin maaf berat." Kaira terkekeh sendiri.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang