Chapter-18-

586 57 34
                                    

                   Selamat Membaca

      Biasakan jari untuk menekan ⭐

-----------------------------------------------------------

Kaira kembali memakan makanannya. Dari tempat duduknya Delano terlihat sedang memandangi Kaira dengan raut muka penyesalan namun, dia tidak ingin mengakui permasalahannya di hadapan Kaira dia tidak ingin Kaira menjauh darinya. Delano berusaha memalingkan muka tetapi dia tidak sanggup untuk melakukan itu.

"Kai, sebenarnya Lo harus tahu. Sejak Gue kenal Lo. Sebenarnya, Lo kayak nggak asing dimata Gue dan Gue ingin memiliki Lo seutuhnya dan Gue janji semampu apapun bahkan nyawa Gue berikan demi memenangkan taruhan melawan Althar!” Gumam Delano dalam hati  tanpa sadar dia menggebrak meja yang suaranya terdengar sampai meja Kaira.

"Suara apaan itu?" Kaira celingukan mencari sumber suara gebrakan.

"Hantu....." Tania cengengesan sambil menakut-nakuti Intan yang pobia hewan dan hantu.

"Jangan gitu lah nanti kalau Gue pingsan bagaimana?" Seketika bulu kuduk Intan berdiri semua.

"Ya elah, siang-siang mana ada hantu. Pasti ulah kucing oren itulah!" Kaira sudah menyangka itu ulah Delano meski, belum bisa dipastikan.

"Mana kucing nya? buang dong Gue takut!" Intan tambah merinding.

"Digebukin kucing nya mau?" Kaira cekikikan

"Kenapa?" Intan mengernyitkan keningnya.

"Kak Delano kucingnya." Kaira tertawa puas bersama Tania.

"Ih jahat kalian!" Intan mengerucutkan bibirnya.

"Eh, guys. Btw, dia duduk di mana? kok nggak kelihatan." Kaira refleks mencari Delano.

"Entahlah." Tania dan Intan mengangkat kedua pundaknya.

"Kai, terima saja dia." Intan mencubit tangan Kaira.

"Gue nggak ditembak apanya yang diterima?" Kaira tersipu malu tanpa sebab.

"Eh, Kai Gue duluan ya mau ke supermarket soalnya nyokap Gue suruh beliin susu bumil gitu sama mangga muda," Kata Tania tiba-tiba setelah membaca pesan dihandphonenya.

"Lah, Gue sama siapa dong?" Intan hampir saja marah.

"Sama Gue lah. Bego!" Tania menoyor kening Intan.

"Sudah di cek belum?" Intan ragu karena, biasanya Tania bohong hanya alasan supaya bisa  jalan-jalan ke Mall.

"Udah hasilnya positif, dan Bokap Gue seneng banget terus Gue bilang i will be baby sitter." Tania menyangga dagunya.

"Kalau gitu Gue sama Intan cabut dulu ya Kai, Lo nggak marah kan?" Tania ragu takut Kaira marah.

"Nggak kok bye," Jawab Kaira, mereka langsung tos bertiga dan saling bersalaman.

"Hati-hati, Guys!" Kaira melambaikan tangan nya

"Oke!" Intan dan Tania balik melambaikan tangannya.

Setelah Intan dan Tania pergi suasana menjadi semakin lenggang dan tinggallah Kaira yang masih setia dengan piring sandwichnya. Seorang perawakan tinggi dan berkulit putih berkaca mata hitam mengahampiri Kaira dengan membawa secangkir kopi yang tersisa setengah. Seorang itu bisa di tebak dia adalah Delano.

"Boleh duduk sini nggak?" Delano terlanjur duduk begitu saja sebelum di persilahkan.

"Nggak!" Jawab Kaira ketus

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang