Chapter-25-

593 47 23
                                    

                  Selamat Membaca

            Satu kata untuk Delano

-----------------------------------------------------------

Dua wanita paruh baya terlihat kompak membawa rantang dan berjalan sejajar menuju ruang UGD. Wanita itu tidak lain Marta dan Melati yang sengaja menjenguk sekalian membawakan makanan untuk Kaira. Marta dan Melati sangat terlihat akhrab apalagi anak mereka saling berdampingan serasa seperti keluarga sendiri.

"Pagi Sayang," Sapa Marta dan Melati.

"Pagi Bund, Pagi Te." Kaira menyalami kedua wanita yang menurut Kaira adalah sosok panutan.

"Bagaimana keadaan Delano?" Tanya Melati.

"Kemarin malam muntah, terus dia disuruh diem malah banyak gerak. Pagi ini  Kak Delano bilang pusing terus sakit perut. Kata Dokter, sakit perutnya itu efek dari pukulan yang keras dibagian perutnya yang lembam dan maag nya kambuh. Setelah diperiksa Dokter  tadi dia langsung tertidur.” Kaira berpindah posisi di samping Delano.

"Maafkan Tante ya Sayang. Tante, sungguh merepotkan kamu. Kamu belum kan? Ini Tante sama bunda kamu bawain makanan." Marta mengelus rambut Kaira kemudian Melati memberikan rantang yang dia bawa tadi.

Kaira langsung membuka rantang itu karena tidak kuat menahan lapar dan aroma dari balik rantang itu sangat menggoda. Sekilas Kaira melirik Delano yang sedang tertidur pulas di blankar dengan posisi yang tidak beraturan. Kaira menghela napas kemudian melanjutkan makannya hingga nyaris tidak tersisa sebutir nasipun. Setelah selesai makan Kaira membereskan semuanya dan Delano masih tertidur entah sampai kapan dia akan terbangun.

“Gue, pengin usilin, Kak Delano. Eh, tapi kasian sih.” Pelan- pelan Kaira membenarkan posisi tidur Delano seperti seorang ibu membenarkan bayinya saat tidur.

Bayi gede.” Kaira terkekeh.

Marta dan Melati hanya tersenyum melihat Kaira yang sangat sabar merawat Delano bahkan mereka berdua sepertinya sudah membicarakan sesuatu dilain tempat tentang mereka. Marta sangat berharap Kaira bisa menjadi pendamping hidup Delano untuk selamanya begitu pula dengan Melati, dia sangat mengidamkan Delano sebagai menantunya karena, menurutnya Delano lah yang paling bisa menghargainya sebagai ibu Kaira dan sikap Delano yang sangat berwibawa tentunya memiliki kesan tersendiri dibenak Melati.

Jam terus berdetak, Delano belum juga terbangun sedangkan Kaira melanjutkan membaca wattpad dihandphonnenya sampai pada akhirnya seorang perawat memasuki ruang UGD untuk memberitahu tentang pemindahan ruang inap.

"Kami, akan memindahkan pasien ke ruang rawat sekarang. Silahkan lengkapi administrasi dahulu," Pinta salah satu perawat.

"Oh, saya sudah melengkapi administrasi-nya ini." Melati menunjukkan surat-surat dari administrasi.

"Oh, kalau begitu sekarang kita pindah." Perawat bersiap untuk memindah Delano.

Empat orang perawat membantu proses pemindahan Delano. tubuh Delano dipindahkan dari blakar UGD ke blankar rawat kemudian keempat perawat tersebut memegang tugas masing-masing satu orang memegang infus dan tiga orang mendorong blankar. Tidak membutuhkan waktu yang lama blankar Delano sudah sampai di ruang inap yaitu ruang termewah Graha 12 yang sudah di lengkapi tempat tidur penunggu pasien, wifi, televisi, refrigenerator dan AC. Marta meletakkan barang-barang Delano di almari yang ada di sekitar ruangan sedangkan Melati sedikit berbincang-bincang dengan Kaira di kursi luar ruangan.

"Kami akan menambah infus vitamin untuk Delano," Kata salah satu perawat sebelum keluar ruangan.

Tidak lama kemudian, datang seorang Dokter bersama Suster membawa infus baru berwarna pink karena, ada penambahan neorotrobin. Dengan cekatan Suster mengganti infus Delano dan Dokter memeriksa keadaan Delano.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang