Chapter -58-

334 19 0
                                    

                   Selamat Membaca

                 Vote banyak-banyak

-----------------------------------------------------------

"Singa, gue sholat ashar dulu ya. Lo sholat nggak?" cowok itu melepaskan pelukannya.

"Nggak dulu lagi ehem." Delano hanya mengangguk paham kemudian meninggalkan gadis itu di rooftop menikmati keindahan kota sendirian.

Saat tengah menikmati keindahan kota tiba-tiba kepalanya terkena bola yang terlempar dari arah utaranya. Seorang anak anak kecil berusia sekitar tiga tahunan bermata setengah biru imut sekali mendekati bolanya.

"Kak, itu bola ku." Kaira memberikan kepadanya lalu, mengelus rambut setengah ikal milik anak itu.

"Makasih, kakak cantik."

"Ayo, main." Anak laki-laki itu tersenyum hingga menampakkan giginya yang tanggal lucu sekali.

"Ih, adik ompong ya?" ledek Kaira gadis itu gemas sekali ingin mencubit pipinya.

"Kita main yuk." Anak laki-laki itu melemparkan bolanya ke arah Kaira kemudian sebaliknya.

Permainan lempar tangkap bola itu berlangsung hingga orang tua cowok itu datang. Gadis itu menghembuskan napas kasar ketika mengetahui siapa orang tua anak itu. Perasaan tersayat kembali setelah setahun ia melupakannya dalam angannya berarti pria itu sudah memiliki hubungan dengan pasangannya sekarang saat masih pacaran dengan Kaira buktinya saja mereka sudah memiliki anak sebesar ini.

"Rafael, ayo pulang nak," panggil Pria itu.

Anak itu langsung berlari ke arah gendongan pria itu kemudian, istrinya mengangguk sambil tersenyum ke arah Kaira. Istrinya sangat cantik dan terlihat seperti model. Tanpa di sadari oleh gadis itu sebuah tangan tiba-tiba bertengger di bahunya.

"Kak, udah selesai sholatnya?"

"Dari tadi."

"Kita samperin mereka dulu. Di sini gue ajarin caranya ramah sama klien," ucap pemilik tangan itu.

"Tapi, dia---"

"Udah tau. Gue juga sangat mengenalnya."

Mereka berdua melangkah ke arah orang tua Rafael yang sendari tadi masih menatap Kaira apalagi, pria itu. Tapi, Kaira sangat bersyukur Delano segera datang jadi rasa sakit hatinya sedikit pudar.

"Tuan Bara dan Nyonya Aleara, terimakasih atas kunjungannya dan menikmati fasilitas yang ada di apartemen saya," ucap Delano sembari menyalami keduanya. Namun, tatapan mereka berdua tidak beralih dari Kaira. Gadis itu berusaha tetap tenang dan berlagak tidak pernah mengenali mereka.

"Perkenalkan ini Kaira calon istri masa depan saya." Gadis itu mengangguk kemudian menyalami keduanya seperti kode yang di berikan Delano.

"Kalau begitu saya pamit dulu masih ada pekerjaan yang harus saya lakukan." Kaira pun pergi meninggalkan mereka bertiga dan cowok itu hanya menatapnya dari belakang ia mengerti perasaannya walaupun ia masih merasa aneh dengan gadis itu.

Setelah kepergian gadis itu Bara menundukkan kepalanya melihat jam tangan kemudian berbisik di telinga Delano dan hanya di jawab dengan anggukan saja. Baginya Bara sangat tidak pantas memberi nasihat itu kepadanya. Karena ulah Bara sudah melebihi batas mungkin jika Delano yang melakukan itu pasti namanya sudah tidak ada di kartu keluarga atau terbuang dari keluarga besarnya.

"Del, tolong jangan sia-siakan gadis itu. Dia, gadis yang baik dan periang jangan sampai tawa gadis itu hilang. Jangan pernah meniru sikap ku dulu."

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang