Chapter-26-

570 41 19
                                    

                  Selamat Membaca

  
    Definisi tentang gengsi adalah....

-----------------------------------------------------------

Delano memejamkan mata karena tidak kuat menahan pusing di kepalanya dan napasnya sedikit sesak. Delano merintih lirih disaat Kaira keluar dari ruangnya air matanya menetes sedikit demi sedikit dari sudut matanya. Kaira kembali ke ruang Delano di susul seorang dokter yang merawat Delano.

"Dok, pasien Delano baru saja muntah," Kata Kaira pada seorang Dokter.

Dokter pun memeriksa detak jantung Delano dengan teliti setelah itu menyuruh perawat untuk mengambil tabung oksigen beserta selangnya. Delano masih memejamkan matanya bibirnya kering darahnya seperti tidak mengalir.

“Kaira,” Rintih Delano dengan air mata yang masih mengalir dari sudut matanya.

“Yang kuat, sebentar lagi, Lo dapet oksigen.” Kaira mendekatkan bibirnya di telinga Delano.

Perawat kembali dengan membawa selang oksigen dan tabungnya. Dokter menyuruh Kaira untuk keluar ruangan sebab dia akan melakukan tindakan. Namun, Delano mencegah Kaira untuk keluar alhasil dokter menyuruh Kaira tetap berdiri di samping Delano. Dengan cekatan Dokter memasang selang oksigen dan menata tabungnya kemudian Dokter menyuntikkan obat ke infus Delano lalu melonggarkan pakaiannya.

"Gimana keadaannya, Dok?" Kaira menunjukkan wajah sangat khawatir.

"Tidak apa-apa. Seperti saya katakan tadi tetapi, kali ini dia kekurangan oksigen," Tutur Dokter kemudian keluar dari ruangan.

Kaira membelai lembut dahi Delano, Kaira menangis sesegukan hingga airmatanya menetes dipipi Delano.  Kesehatan Delano kali ini sangat drop sehingga membuat Kaira gelisah dan khawatir Kaira rela memeluk erat tubuh Delano yang terbaring lemah di atas blankar.

"Kai, jangan menangis," Delano membuka matanya dan mengusap air mata Kaira yang terlanjur mengalir di pipi.

"Kak, Kaira khawatir." Kaira berusaha jujur pada Delano.

"Kenapa khawatir? Lo, kan benci sama Gue." Perasaan Kaira sangat terpukul mendengar ucapan Delano barusan

"Gue nggak benci, Gue sayang sama Lo." Kaira menepis perkataan Delano.

"Lo bohong kan? Gue tau Lo benci jadi biarkan saja, Gue sakit." Ucapan Delano seketika membuat perasaan Kaira seperti disayat puluhan belati.

“Gue, nggak bermaksud---“ Delano menutup mulut Kaira dengan jari telunjuknya.

“Diam, biarkan, Gue sakit dan Lo, sekarang pergi nggak usah temenin Gue. Biarkan, Gue sendiri di sini. Gue butuh waktu untuk sendiri.” Tatapan tajam menusuk ke dua bola mata Kaira.

"Gue sebenernya sayang sama Lo, Kak. Tapi, Gue belum bisa nerima Lo." Kaira memeluk kembali tubuh kekar yang terbaring lemah lebih erat seakan tidak mau berpisah.

"Gue nggak percaya. Lebih baik Lo pergi, biar Gue disini sendirian. Pergi!" Delano mengusir Kaira dengan perasaan yang sangat kecewa.

"Oke, Gue akan pergi." Kaira menyeka air matanya dan mengambil tasnya.

Walaupun batin Delano masih terasa tersakiti tetapi dia tahu jika tidak seharusnya mengusir Kaira mentah-mentah. Dia merasa bersalah karena Kaira sudah rela merawatnya meskipun dirinya seringkali menyusahkan Kaira. Mau tidak mau Delano mencekal tangan Kaira dengan erat saat hendak membuka pintu.

"Lo beneran tega ninggalin, Gue?" Delano menatap Kaira lekat dan Kaira mengibaskan tangannya lalu, meninggalkan Delano begitu saja.

Kaira tetap keluar  ruangan sambil menyeka air matanya berkali-kali sedangkan Delano refleks memukul blankarnya penuh penyesalan dia tidak bisa membayangkan apa yang akan di katakana Kaira kepada Melati nanti dan pasti Melati akan melarangnya bertemu Delano kembali.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang