Chapter-16-

611 68 17
                                    

                  Selamat Membaca

               Hai, jangan beralih ya..

-----------------------------------------------------------

Shaka meninggalkan tempatnya dengan menahan malu karena, basah kuyup dan tubuhnya sedikit masih kedinginan. Disepanjang koridor Shaka ditertawakan semua siswa yang berada disekitar. Berbagai celotehan mengintari Shaka. Bahkan ada yang sengaja membuat malu Shaka dengan menempelkan tulisan di punggungnya.

Sesampainya dikelas XII IPS 5. Bu Salma seorang guru yang terkenal killer- nya minta ampun, sudah duduk di bangkunya sambil menerangkan pelajaran sosiologi dengan serius. Shaka mengetuk pintu dengan hati-hati dan penuh rasa takut plus cemas.

"Selamat pagi, Bu," Sapa Shaka dari ambang pintu.

"Dari mana kamu? Basah kuyup gini habis mandi atau berenang disungai kamu!" Bu Salma melebarkan pandangannya ke arah Shaka.

"Abis cari ikan kali Bu....," Cuitan Roy salah satu siswa.

Seluruh isi kelas langsung menertawakan Shaka dan tidak tanggung-tanggung Gina  mengeluarkan suaranya.

"Kan dia nggak ada malu Bu jadi numpang mandi disekolah," Kata Gina dengan senyuman sinis.

Shaka mengepalkan tangannya dengan kasar dan ingin mendaratkan tangannya  saat itu pula.

"Ini semua Gara-gara Lo Gina!" Desis Shaka.

"Dan sekarang hukuman buat kamu berdiri disitu saja nggak usah masuk sampai nanti pulang terus angkat kaki sebelah dan jewer kedua telinga kamu," Kata Bu Salma.

"Bu, nantikan setelah ibu pelajaran Bahasa Inggris?" Shaka berharap ada remisi.

"Nanti saya bilangkan ke Mr. Dry supaya tetap di hukum." Bu Salma tersenyum tipis dan Shaka hanya mengerucutkan bibirnya lalu, menuruti perintah Bu Salma.

"Yang lain jangan ditiru." Bu Salma memperingatkan siswa lain.

"Iya Bu." Semua siswa memandang Shaka dengan acuh tak acuh.

Pov Delano

Delano sedang terpenung dikantin dengan asap rokok yang masih mengepul bersama ketiga anak buahnya. Mereka  sedang berkumpul dikantin Pak Cokro yang terkenal tempat persembunyian para geng siswa non disiplin berkumpul. Delano sangat berjiwa introved dia hanya bercerita pada seseorang yang benar-benar membuat hatinya lega seperti Kaira.

"Del, kita mau ngomongin apa?" Gama mengawali pembicaraan.

"Del, bos! Jangan ngelamun terus kenapa sih?” Alkana menepuk punggung Delano.

"Pasti mikirin Kaira, ngaku saja." Nanda membuyarkan lamunan Delano.

"Berisik kalian!" Delano menggebrak meja dengan kasar.

"Kalau ada masalah cerita." Nanda mengeluarkan asap dari mulutnya sambil dibuat mainan.

"Nanti, sore kita berkumpul di basecamp perusahaan Gue jangan lupa!" Delano menyeruput kopinya.

"Oke, kita akan bagi daerah penyerangan dan Gue yakin Althar akan kalah malam ini!" Alkana bersungut-sungut sambil menggenggam tangannya.

"Malam Minggu, bambang!" Gertak semua selain Delano.

"Kita akan buat misi penyerangan baru.  Jangan lupa siapin bendera kebesaran geng kita dan jaket wolfgeng hubungi seribu anggota kita!" Pinta Delano dengan tegas.

"Kalian anggota inti harus bisa meng-komando anggota lain mengerti!" Delano kembali menyeruput kopinya.

"Pak, tambah air putih segelas." Delano meminta air putih pada Pak Cokro.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang