Chapter -57-

325 22 1
                                    

                    Selamat Membaca
 
                   Hai Sobat Allowred

-----------------------------------------------------------

Delano dan Kaira melangkahkan kakinya di sebuah kantor polisi yang menangani kasus pembunuhan dan rencana pembunuhan yang di lakukan Antoni. Tidak hanya Delano dan Kaira yang berada di sana melainkan inti Wolfgang, Intan, Tania, Xie, Lank, orang tua Althar, Ryn, Frans, Shaka dan Amira. Di situ juga ada pelaku utama yaitu Althar.

"Saudara Delano silahkan duduk," ucap seorang pria berseragam polisi lengkap.

"Baik."

"Karena, semua sudah hadir di sini saya akan membacakan hasil autopsi dan penyelidikan yang kami dapatkan hari ini."

"Tunggu!" Seisi ruang menoleh ke sumber suara. Seorang gadis berlari ke arah mereka dengan derai air mata yang terus menerus mengalir di pipinya. Gadis itu memeluk Althar seakan tidak ingin terlepas.

"Kenapa bisa seperti ini?"

"Maafkan gue sayang, gue salah langkah gue terlalu iri sama kehidupan Delano. Maafkan gue, Sayang." Cowok berpakaian khas tahanan itu memeluk balik Rosella air matanya menetes dari pelupuk matanya. Begitu pula orang tua Althar mereka merasa tidak percaya jika anaknya melakukan hal sekejam itu.

"Baik, saya tidak memiliki waktu lama jadi akan segera saya bacakan."

"Menurut hasil autopsi menyatakan bahwa Saudari Vinda merupakan korban pembunuhan yang di duga di lakukan oleh saudara Antoni karena ada bukti berupa surat di dalam kain kafan yang ikut terkubur di sana untuk yang kedua mayat-mayat yang di berada di markas mereka terduga pasukan topeng hitam sendiri yang kalah melakukan perkelahian karena, kami menemukan pisau masih tertancap di tubuh salah satu korban dan berpakaian topeng hitam. Dan menurut Cctv yang berada di sekitar pekarangan rumah Saudara Delano di nyatakan penembak ibu Marta adalah Saudara A dengan motif suruhan dari Saudara AN. Begitu kami simpulkan motif dari ini semua adalah tentang harta dan dendam yang terjadi di masa lalu yang belum kami temukan jawabannya." Pria berseragam itu menutup sebuah stopmap berisi berkas-berkas penyelidikan yang mereka dapatkan.

"Untuk saudara Delano mari ikut saya." Delano hanya mengangguk kemudian mengikuti langkah pria itu dari belakang.

Delano merasakan hawa dingin ketika memasuki ruangan itu dan dia tidak sengaja menatap sebuah sekat ruangan yang terlihat sedikit aneh di benaknya. Ia menyipitkan matanya ketika menatap sekat tersebut. Seorang wanita berpakaian putih semata kaki dengan rambut terurai mengulurkan senyum ke arahnya tetapi dia menahan diri untuk tidak menjerit.

"Mama? Astagfirullahal 'adzim semoga ini bayangan, gue saja. Yang tenang ya, Ma," ucap Delan dalam hati. Namun, tatapannya masih tertuju ke semak dan wanita itu tiba-tiba menghilang dari pandangannya begitu saja.

"Saudara Delano kenapa?" tanya Pria di depannya itu yang masih sibuk mencari sesuatu dalam stopmap.

"Oh, tidak pak cuman lihat kardus sepertinya mau roboh," jawab Delano berbohong.

"Oh, iya kemarin nggak sempat beres-beres. Baik, bisa di mulai ya?"

"Baik, Pak."

"Apa hubungan anda sama Antoni?"

"Sebenarnya, saya putranya pak. Putra dengan istri pertamanya yaitu Almarhum Ibu Marta Erta Widya atau
Lee Soul."

"Kemudian, tadi keterangan dari Saudari Shaka katanya juga anaknya, apa itu benar?"

"Benar, tapi dengan Ibu Vinda. Saya pernah mendapat sedikit cerita dan membaca buku diary milik Mama saya isinya tentang perselingkuhan papa saya dari perselingkuhan itu awalnya di sebabkan kebencian kepada Mama saya karena telah melahirkan bayi laki-laki yaitu saya dan selanjutnya, papa saya meninggalkan saya dan mama sejak saya baru lahir kemungkinan  dua Februari dua ribu dua lantas menjual semua aset Mama saya hingga habis tidak tersisa kemudian menikah lagi dengan ibu Vinda tanpa sepengetahuan Mama saya." Pria itu menulis apa yang di katakan Delano dengan cermat. Kemudian, menyalaminya dan menepuk punggung Delano layaknya seorang sahabat.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang