Chapter -4-

1.2K 129 48
                                    

                  Selamat membaca
              
       Semoga setia dengan kisah ini

-----------------------------------------------------------

Delano tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke rumah. Delano sangat tidak menyangka jika rumahnya dan rumah Kaira hanya berjarak beberapa meter dan berbeda blok.

Ternyata, rumah gue sama rumahnya Kaira deket juga,” Gumam Delano

Sesampainya di rumah Delano langsung memarkirkan mobilnya di garasi dengan rapi berjajar dengan mobil-mobil mewah milik Nyokapnya yang lain.

“Sore, Ma.” Delano menyapa  seorang wanita paruh baya yang cantik jelita dan berkulit putih.

Kalau dilihat dari wajahnya perempuan itu belum cocok untuk menikah bahkan memiliki anak seusia Delano. Tapi, jika dilihat dari usianya dia sudah cocok untuk menikah dan memiliki anak seusia Delano. Perempuan yang kerap disapa Mama ini adalah Mama kandung Delano yang bernama Lee Soul jika dia menetap di Korea dan disini dia bernama Marta. Disini Marta berusaha merawat dan membesarkan Delano sendirian sejak papa Delano pergi meninggalkan mereka.

“Kok, baru pulang?” Marta menyalami putra semata wayangnya  yang baru saja pulang berbelanja.

“Iya, Ma.” Delano mengangguk
 
“Mama, cek dulu ya” Marta mengeluarkan semua barang

“Cek aja, mesti semua benar” Delano setengah tersenyum percaya diri.

“Wah! pinter banget, Kamu, Honey. Mama, selalu mendidik, Kamu untuk menjadi orang yang mandiri dan penyayang. Mengingat keadaan,  Kita yang seperti ini”

Sebutir air mata jatuh dari pipi Marta dan Delano hanya menunduk patuh dihadapan Marta.

“Oh iya, belanja sama siapa tadi?” Imbuh Marta sambil menyeka air matanya sendiri.

“Sendirian lah, Ma” Delano berbohong takut mamanya marah karena, dia belum bisa belanja kebutuhan rumah tangga sendirian.

“Bohongnya kelihatan tuh,” ledek Marta yang mengetahui putranya sedang berbohong. Delano hanya nyengir dan terpaksa harus jujur.

“Sama Kaira, Ma. Tapi, Mama jangan marah sama Kaira soalnya, dia tadi, aku paksa walaupun, dia marah-marah” Delano menggaruk tengkuk kepalanya.

Marta terkekeh dan mengelus pundak putranya karena, tubuhnya tak sampai untuk mengelus kepala putranya.

“Mama, tidak marah kok. Mama yakin, kalau ini yang belanja cewek bukan cowok. Oh iya Kaira itu siapa? Pacar, Kamu.” Marta melanjutkan pertanyaannya.

“Adik kelas, Ma tadi dia kehujanan lalu aku tolong dan ku ajak ke Mall sekalian” Delano menjelaskan tapi, penjelasannya agak berbohong.

“Anak mama baik banget. Dah, sekarang kamu istirahat sana”

Delano hanya tersenyum-senyum bangga pada dirinya sendiri. Memang, Delano anak yang suka sekali dipuji apalagi kalau ketampanannya diakui seluruh pihak pasti dia akan bangga dan berlagak agak sombong.

“Nomor ini, nanti malem, Gue telepon saja males chat. Gue yakin dibalik Lo benci sama, Gue, dihati , Lo cuman ada, Gue. Siapa sih cewek yang nggak mau pacaran sama, Gue?”

Lalu, Delano menyimpan nomor Kaira dalam ponselnya dan menaruh kertas yang dia temui dimobil yang ternyata nomor Kaira yang tidak sengaja jatuh dari tas disakunya.

Pov Kaira

Kaira sangat bingung mencari sebuah barangnya yang hilang dia, mengeluarkan seluruh isi tasnya, buku-buku dan semua yang ada dikamarnya diberantakkan. Seperti biasanya, Kaira sangat kesal mencari barang yang dia butuhkan malah menghilang seperti perasaan.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang