Chapter-24-

572 49 6
                                    

                   Selamat Membaca

          Setuju nggak mereka jadian?

-----------------------------------------------------------

Kaira tersenyum manis lalu duduk di samping Delano. Kaira menatap paras tampan di atas rata-rata membuat perasaannya hampir luluh begitu saja namun, dia mengurungkan niat untuk memegang wajah Delano. Delano sebenarnya tahu apa yang ingin di lakukan Kaira kepadanya namun, dirinya hanya tersenyum membuat Kaira seketika seperti tidak memiliki denyut nadi lagi.

“Nah, kalau nurutkan enak. Sandarkan kepala, Lo di bahu, Gue seperti saat nonton flim horror.” Delano menyandarkan kepala Kaira tapi, malah pukulan yang dia terima.

“Kai, Gue sekarang lagi apa coba? Malah di pukul.” Delano memijit bahunya yang terasa panas.

“Lagi?” Kaira melotot kesal namun, sebuah benda basah dan kenyal mendarat secara mendadak di pipi Kaira ini bukan pertama kalinya Kaira kecolongan dan Delano berhasil mengecupnya.

“Gue, benci Lo!” Bentak Kaira membuat suasana menjadi hening seketika.

Keheningan mereka rasakan hingga akhirnya Kaira teringat sesuatu dan ingin menanyakan langsung kepada Delano. dia tidak peduli dengan reaksi Delano jika dia tanyai tentang itu entah akan menjauhinya, marah atau membencinya seumur hidup. Kaira memandang sekilas Delano yang terlihat tidak memiliki keinginan sesuatu yang akan dia lakukan.

"Kak, maaf kalau boleh tahu. Emang apa hubungan Lo sama Kak Rosella dan Kak Shaka itu?" Delano menoleh pelan sambil mengernyitkan dahi dan berperasaan curiga tentang pertanyaan langka yang keluar dari mulut mungil Kaira.

“Pertanyaan yang langka dan ingin, Gue denger sekarang terwujud juga.” Delano menelan salivanya dan mencari cara yang tepat untuk menjelaskan pertanyaan itu.

“Lo, nggak marahkan?” Kaira menelan salivanya susah payah seakan tidak bisa tertelan.

"Kai, Gue mau jelasin ke Lo dengan satu syarat." Delano mendekatkan mulutnya tepat ditelinga Kaira.

"Apa syaratnya?" Tanya Delano.

"Lo, harus mau Gue cium." Delano lamat-lamat memandangi Kaira.

"Gila! Ogah ah!" Jawab Kaira ketus.

“Candalah, siapa juga mau cium Lo. Bau, Lo tadikan nggak mandi.” Kaira mengerucutkan bibirnya kesal sedangkan Delano hanya tertawa dan mengelengkan kepalanya melihat wajah kesal Kaira.

"Kalau syaratnya Lo nanti harus nyuapin Gue mau?" Delano mengangkat kedua alisnya.

"Dasar mencari kesempatan dalam kesempitan!" Kaira memukul tangan Delano.

"Mau nggak?" Delano terkekeh geli.

"Ya sudah Gue terima. Perasaan Gue kemarin cuma pengin liat keadaan Lo, kok sekarang merasa ngelamar jadi babu." Kaira bermuka kesal.

"Nggak jadi babu kok. Jadi calon bini Gue." Delano memegang kedua tangan Kaira.

"Terlalu berharap! Padahal udah punya dua cewek mau nambah lagi?" Kaira menahan tawanya.

"Ah, masak." Delano dan Kaira cekikikan.

"Tapi, Lo harus janji dulu." Delano mengacungkan kelingkingnya.

"Iya Gue janji" Kaira dan Delano saling mengaitkan kelingkingnya.

"Kai, duduk di sofa aja," Pinta Delano.

"Jangan, Kak!" cegah Kaira.

"Ya sudah, Gue nurut aja. Shaka itu mantan Gue waktu SMP dulu di SMP English Basic. Gue dan dia berpacaran selama dua tahun lalu, Gue putusin dia sebab mau ujian nasional akhirnya dia nggak terima. Hingga sekarang dia masih ngejar mau balikan sama Gue tapi, sebisa mungkin Gue nolak. Kalau Rosella itu pacar Gue sementara ini. Gue pacaran sama dia saat, dia masih kelas sepuluh dan Gue kelas sebelas. Tapi, dia nggak seperhatian dan sebaik Lo." 

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang