Chapter-20-

618 60 39
                                    

                    Selamat Membaca

               Ketemu lagi sama DeKa

-----------------------------------------------------------

Setelah Nanda dan Revita pergi, Kaira kembali sendiri menunggu Delano. Kaira tersenyum-senyum sendiri karena tidak sengaja terlintas di angannya tentang Delano namun, wajah Kaira berubah menjadi kesal seketika setelah dirinya sadar bahwa dia sedang membayangkan manusia yang paling dia benci.

"Ayo duduk disana." Delano menghampiri Kaira sambil menunjuk ke arah kursi kosong.

"Oke." Kaira tersenyum hangat.

Mereka berdua duduk  bersebelahan rasa canggung mulai menyelimuti mereka berdua. Rasa ini sangat berbeda dan baru kali ini mereka merasakan hal yang sama. Kaira berusaha memalingkan muka dari Delano dia tidak mampu menatap Delano lekat begitupula Delano. Jantung mereka berdebar kencang.

“Wahai, jantung berdebarlah seperti biasanya. Jangan buat, Gue seperti ini.”

Kaira mengginggit bibir bawahnya sedangkan Delano menarik napas dalam-dalam dan memastikan dia berani memegang tangan Kaira.

"Kai," Panggil Delano dengan suasana begitu hening hanya angin saja yang berhembus.

"Iya, Kak." Kaira masih canggung menatap Delano.

Delano menurunkan tubuhnya dan berlutut di bawah Kaira. Keringat dingin bercucuran membasahi kening Kaira. Delano juga terlihat gemetaran saat menatap wajah Kaira. Delano kembali mengatur kenormalan jantungnya sebelum akhirnya dia berani membuka bicara.

"Gue, ingin Lo selalu berada disamping Gue. Gue tidak mampu kehilangan Lo." Delano menatap sendu Kaira yang terlihat kesulitan bicara.

Kaira begitu mati kutu seketika. Jantungnya berdetak sembilan puluh persen lebih cepat, keringat dingin bercucuran lebih deras lalu, Kaira membantu Delano  berdiri meskipun dia masih gemetaran.

"Kak, Gue tidak bisa menolak Lo. Tapi, untuk saat ini, Gue belum bisa menerima Lo. Kasih waktu Gue, buat memperbaiki diri." Kaira memberanikan diri untuk mengucapkan kalimat itu.

"Iya, Gue nggak maksa. Memang Gue yang salah. Gue nggak pantas bersama Lo Kai." perasaan Delano begitu sangat kecewa namun, tak ada rasa putus asa dalam dirinya. Karena dirinya hanya menginginkan Kaira.

"Jangan bicara seperti itu, Kak." Kaira memberanikan diri mengusap air mata Delano yang hampir saja jatuh.

"Oke, Gue ngerti. Ini ice cream buat Lo." Delano memberikan ice cream berbentuk cone.

"Wah, tumben Kak Delano baik." Kaira berusaha memuji Delano berupaya membuatnya tersenyum.

"Dari dulu." Delano membukakan ice cream buat Kaira.

Suasana berubah menjadi hening seketika tidak ada percakapan lagi diantara mereka selain suara bungkus ice cream dan angin yang berhembus mengeluarkan alunan gemerisik. Sesekali Kaira menoleh Delano yang masih sibuk dengan ice creamnya. Kaira takut Delano akan memusuhinya dan menjauhkan diri darinya. Sekarang Kaira sudah menyadari tentang dirinya sendiri yang sebenarnya tidak bisa bahkan tidak mampu untuk jauh dari Delano Kainan.

"Kak, Kakak marah ya?" tanya Kaira pelan.

"Ya enggaklah, Kai. Gue, nunggu kesiapan Lo aja." Delano menyunggingkan senyum simpul.

“Ayo, pulang.” Delano menggandeng tangan Kaira dan Kaira hanya nurut karena, sebenarnya dia ingin meminta maaf tetapi anehnya kata maaf tidak bisa keluar dari mulutnya.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang