Chapter -55-

315 26 0
                                    

                  Selamat Membaca

                        Mampir yuk

-----------------------------------------------------------

Delano bangkit dari tempat tidur dengan raut wajah yang tidak bisa di tebak. Kaira hanya memperhatikannya lamat-lamat dia tidak mengerti apa yang ada di pikirannya sekarang sikapnya begitu aneh.

"Kai, gue mau mandi di mana?"

"Di dekat ruang tv." Cowok itu hanya mengangguk kemudian keluar kamar tanpa sepatah kata apapun.

Wanita paruh baya yang melihat tingkahnya juga merasa heran. Tidak ada badai tidak ada angin kenapa sikap cowok itu berubah seketika dingin dan ciek. Apa efek mimpi tadi?

"Kai, dia kenapa?" Melati menyikut tangan Kaira.

"Tidak tau, Bund." Gadis itupun ikut keluar ruangan dan mendengar suara gemericik air yang begitu deras.

"Kak Delano nangis di kamar mandi? Masak iya? tapi, deres bener airnya." Kaira mengerutkan keningnya curiga tentang cowok yang ada di dalam kamar mandi.

Tiga jam sudah cowok itu di kamar mandi Kaira merasa semakin heran. Baru kali ini ia tahu orang mandi hingga tiga jam. Dia berniat mendobrak tapi, dia takut tapi perasaannya nggak enak.

Klek!

Kaira mematikan lampu kamar mandi dari saklar luar ruangan. Dia berniat mengecek Delano bukan untuk mengerjainnya.

"Woi! Gelap, Kai!" teriak cowok itu dari dalam ruangan.

"Syukurlah, masih hidup." Gadis itu pun kembali menyalakan lampunya dan bernapas lega. Dia kemudian memilih nonton televisi acara kesukaannya kancil dan harimau.

Saat tengah menikmati acara televisi kesukaannya itu tiba-tiba seorang cowok mendekatinya tanpa berbicara sesuatu apapun, dia juga terfokus dengan acara yang di nikmati gadis itu.

"Udah selesai mandinya?" cowok itu hanya mengangguk tanpa ekspresi.

"Mau popcorn?" tidak ada jawaban yang keluar dari mulut cowok itu.

"Lo, kenapa sih? Nggak usah sok jadi es kutub!" cowok itu hanya melirik Kaira tajam lebih tajam dari biasanya.

"Lo, kesurupan?" Kaira memberanikan diri menyentuh dahi Delano karena, masih di tatapnya tajam.

"Aww!!" Kaira meringis seketika saat Delano tiba-tiba memelintir tangannya seperti memiliki dendam tersendiri padanya.

Kaira merasa sangat merinding dengan cowok di depannya ini. Delano yang dia kenal kenapa jadi kasar seperti ini. Gadis itu berusaha menahan air matanya akibat kesakitan dan menelan salivanya yang serasa seperti menelan batu.

"Ceritakan sama gue tentang Antoni. Yang pernah di ceritakan Mama sama Frans ke, Lo!" cowok itu belum juga melepas pelintiran malah memperkuat.

"Sa-sama seperti ya-ng i-tu," jawab Kaira gugup setengah mati.

"Gue, curiga sama Lo!"

"Curiga apa?" Kaira menahan rasa ketakutannya dan membiarkan keringat dinginnya membasahi dahi.

"Curiga, kenapa lo mau rahasiain ini dari gue? Padahal gue berhak tau lebih awal!" tatapan Delano menyorot ke kedua manik mata hitam milik Kaira.

"Gu-gue disuruh." Kaira menunduk ketakutan. Batinnya bertanya pada dirinya sendiri. Kenapa dia jadi seperti ini?

"Siapa suruh Lo?!" cowok itu mengangkat dagu Kaira secara paksa sepertinya dia akan menyiksanya sekarang.

"Tante sama Frans." Suara Kaira lirih hanya terdengar oleh telinga Delano.

DELANO (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang