Happy Reading🍂
Alfa masih terus mengikuti Zafia. Sekarang Zafia tengah menaiki ojol yang baru beberapa menit lalu di pesannya. Alfa sedikit heran dengan arah jalan yang dituju Zafia. Menuju pemakaman!
Dan benar. Ojol yang dinaiki Zafia berhenti tepat dipinggir jalan yang di sebrang jalan itu merupakan pemakaman umum di kota ini.
Alfa memarkirkan mobilnya sedikit jauh dari area pemakaman. Sebelum masuk ke dalam area pemakaman, Zafia membeli sebuket bunga terlebih dahulu yang ada dipinggir jalan. Toko bunga itu khusus untuk orang yang ingin mengunjungi kerabatnya yang telah berpulang ke rahmatullah.
Alfa mengikuti Zafia masuk ke dalam area pemakaman. Dia berdiri sedikit lebih jauh dari posisi Zafia saat ini. Zafia berhenti tepat di nisan yang bertuliskan nama 'Liska', nama ibundanya.
"Assalamualaikum, Ma. Zaf datang lagi Ma. Mama apa kabar? Pasti baik ya. Hari ini Zaf kesini tidak sama Dinda, Ma. Mama tahu tidak? Tadi Zaf dihukum sama guru nyebelin ... banget. Dinda juga dihukum bareng Zaf, tapi tak adil, Ma. Masa' Dinda hanya diminta bersihin ruang guru, sedangkan Zaf? Zaf diminta bersihin halaman sekolah. Nyebelin banget 'kan, Ma?"
Zafia nampak memasang wajah jengkel dan sambil menyeka ujung matanya. Dia meletakkan buket bunga itu di depan nisan sang mama.
"Ma? Zaf boleh pergi dari rumah tidak?" Alfa terkejut dengan pertanyaan Zafia. Hampir saja ia mendekati Zafia, namun urung saat mendengar lanjutan ucapan Zafia.
"Pasti mama marah sama Zaf, kalau zaf sampai pergi dari rumah. Zaf tidak betah tinggal di rumah itu, Ma. Papa berubah sejak ada penghuni tiri di rumah. Hehe ... mama pasti bosen kalau Zaf ceritain ini lagi. Tapi ya memang begitu, Ma adanya. Kalau Zaf tidak ingat pesan terakhir Mama, mungkin sudah sejak Papa menikah dengan penghuni tiri itu Zaf pergi. Tapi mama tenang aja. Zaf akan selalu ada di rumah itu sampai Papa sendiri yang meminta Zaf pergi."
Zafia lagi-lagi menyeka ujung matanya. "Zaf pulang dulu, Ma. Besok Zaf ke sini lagi, bawa Dinda. Assalamualaikum, Ma."
Zafia segera beranjak. Sebelumnya ia mencium dulu nisan sang mama dan mengusapnya dengan sayang. Semua pemandangan itu tak luput dari mata Alfa.
Saatnya pulang. Zafia sudah menunggu ojolnya setelah sebelumnya memesan. Tak lama, ojol dia pun sampai. Ia segera menaikinya dan pulang kerumah.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Alfa di dalam mobil nya banyak memikirkan kemungkinan tentang Zafia. Dia tetap mengikuti Zafia pulang. Takut-takut muridnya ini nanti mampir ke tempat lain.
Drrt drrrtt ...
Ponsel Alfa bergetar, menandakan ada panggilan masuk. Tertera nama 'My Hubby' dipanggilan ponselnya. Ia segera meraihnya dan menempelkan benda persegi itu di telinganya.
"Hallo sayang. Maaf ayah telat pulang hari ini. Ibumu kemana sayang? Ah, iya-iya. Nanti Ayah ceritakan alasannya. Ayah sedang diperjalanan pulang, sayang. Kamu tunggu ayah di rumah, oke. Assalamualaikum."
Alfa segera mematikan telefon dari putri kecilnya. Dia segera menjalankan mobilnya dan mengikuti ojol Zafia yang sudah menghilang dari pelupuk mata. Namun beberapa menit kemudian ia berhasil menemukan ojolnya.
Sepuluh menit perjalanan akhirnya ojol itu berhenti di perumahan elit di kawasan itu. Zafia segera membayar ojolnya dan bergegas turun.
Saat sudah sampai di depan gerbang, ada seseorang yang membuka gerbangnya.
"Nona, kenapa anda baru pulang? Tuan besar menanyai anda pada nyonya besar, nona. Mereka sangat menghawatirkan anda," ucap seorang bodyguard yang berdiri tegap di sisi pagar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Kedua Guru Olahraga [ END ]
General FictionBagaimana ketika siswi SMA menikah dengan guru nya karena terjadi kesalahpahaman? Bahkan guru yang mengajar mata pelajaran olahraga tersebut sudah mempunyai istri bahkan mereka sudah dikaruniai seorang putri? Dan apa alasan istri pertamanya rela sua...