26

14.1K 617 2
                                        


Happy Reading 🍂

Zafia, Alfa, Tisya, dan Syifa baru saja memasuki gedung mewah tempat Bima dan Kartika tunangan. Orangtua Kartika adalah rekan bisnis Wisnu. Sedangkan Bima adalah orang spesial bagi Wisnu. Jadinya pertunangan itu digelar dengan sangat mewah.

Zafia dengan semangat menggandeng tangan Tisya membawanya masuk untuk menemui sahabatnya. Tisya hanya mengikut sambil menggenggam tangan Syifa di sebelahnya.

"Mbak, ayo, cepat. Aku tak sabar lagi mau kenalkan mbak sama Tika. Dia pasti kaget kalau ketemu mbak," ucap Zafia tak henti-hentinya mengoceh sejak berangkat tadi.

"Iya, Fi. Ini juga udah jalan 'kan. Kamu jalannya jangan cepat-cepat juga. Lihat, tuh, Mas Alfa, dia ketinggalan di belakang," ucap Tisya.

"Udah, Mbak, tak apa. Dia tak akan nyasar kalau kita tinggal," ucap Zafia.

"Tika! Dinda! Sini!" teriak Zafia langsung menghentikan langkahnya kala melihat sosok Kartika dan Dinda. Para tamu yang tadinya sibuk saling menyapa rekan bisnis lain, kini melirik Zafia. Teriakannya membuat ia jadi pusat perhatian.

"Fia jangan teriak-teriak. Malu dilihat orang. Kamu kira kita lagi di hutan?" ucap Tisya memukul pelan lengan Zafia. Zafia hanya cengengesan melirik Tisya.

"Hay, Fi. Akhirnya kamu dateng juga," ucap Kartika sambil memeluk Zafia.

Zafia membalas pelukan Kartika. "Selamat atas malam ini ya, Tik. Kau terlihat cantik sekali. Hampir lupa aku kalau aku lebih cantik dari kau," ucap Zafia terkekeh.

"Gurauan kau terlampau lucu," cetus Kartika melepaskan pelukannya. "Dia yang ingin kau kenalkan padaku?" lanjut Kartika melirik Tisya.

Dinda yang tadi ikut Kartika kini tengah jongkok berbicara pada Syifa. Sesekali terdengar gelak tawa dari mereka berdua.

"Iya. Kenalkan, ini Mbak Tisya, istri pertama Kak Al," ucap Zafia sedikit berbisik kala mengatakan 'istri pertama'.

"Kartika, sahabat Zafia." Kartika mengulurkan tangannya, menjabat tangan Tisya.

"Tisya," balas Tisya memberikan senyuman termanisnya.

"Ahya, Pak Alfa tak kau ajak, Fi? Tika kan minta kau mengundang semua orang," ucap Dinda berdiri dari jongkoknya.

"Kuajak, kok. Itu, dia sedang dengan Abim," ucap Zafia menunjuk Alfa yang tengah berbincang dengan Wisnu dan Bima.

"Oh, kenapa kalian tidak bersama?" tanya Dinda lagi.

"Mana aku tahu. Tiba-tiba saja dia tidak ada di belakangku. Padahal tadi kami jalan bersisihan," jawab Zafia lempeng.

"Kau yang kecepatan mungkin," ucap Dinda.

"Mana pulak. Dianya yang lama," jawab Zafia.

"Kau yang tak sabar ingin memperkenalkan Kartika dengan Mbak Tisya."

"Dia yang lama jalan."

Kartika tidak menghiraukan perbincangan Zafia dan Dinda. Dia tengah fokus pada Tisya yang sesekali terkekeh kecil akibat perbincangan Zafia. Wajah pucat Tisya yang tersembunyikan oleh make-up tampak terlihat di mata Kartika.

"Tik?" Zafia menyenggol bahu Kartika.

"Eh, iya? Kenapa?" tanya Kartika tersadar dari lamunannya.

"Kenapa kau memperhatikan Mbak Tisya seperti itu? Kau masih belum percaya kalau Mbak Tisya lebih cantik dari kau," ucap Zafia terkekeh geli.

"Eh, bukan itu. Hanya ... ah, lupakan saja," ucap Kartika melambaikan tangannya. Kemudian kembali mencuri-curi pandang pada Tisya. Sesekali kepergok oleh Tisya sendiri yang hanya dibalas senyuman oleh dia.

Gadis Kedua Guru Olahraga [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang