Happy Reading 🍂"Kak Al sama siapa di dalam?" tanya Zafia dengan suara hampir 'tak terdengar. Sebisa mungkin ia mengontrol suaranya agar tidak terdengar serak.
Alfa dengan segera membuka pintu mobilnya. Tangan Zafia segera mencekram pintu mobil yang hendak ditutup kembali oleh Alfa. Ia berniat ingin melihat siapa perempuan yang berada di dalam mobil suaminya.
"Zaf, Kakak bisa jelasin." Alfa berusaha menggapai tangan Zafia. Namun, dengan cepat Zafia menepisnya dan mendorong tubuh Alfa agar menyingkir dari jalannya. Zafia sudah bebas untuk melihat siapa perempuan di dalam itu tanpa gangguan siapa pun.
Mata Zafia membulat, bersamaan dengan bulir bening yang merembes melalui pipi mulusnya. Dugaannya ternyata benar saat memikirkan perempuan yang bersama Alfa adalah teman kecilnya. Siska.
"Kakak bisa jelasin. Tadi Siska datang ke Kantor Ka--"
Zafia mengangkat tangannya tanda agar Alfa diam. "Aku tanya sama Kakak, tapi Kakak harus jawab jujur. Penjelasan Kakak aku ambil kesimpulan dari jawaban pertanyaan aku."
Alfa mematung dengan degup jantung tidak stabil saat mendengar Zafia bersuara dengan nada bergetar. Dia melirik Siska di dalam, mengisyaratkan agar Siska keluar.
Siska melangkahkan kakinya keluar dari mobil Alfa. Dengan gaya angkuhnya, ia sampai di depan Alfa. Siska berada di antara Zafia dan Alfa.
"Kak Al pulang telat karena kedatangan tamu istimewa ini di Kantor?" tanya Zafia dengan mata berair. Tangannya menunjuk Siska yang berdiri dengan gaya masih sama, angkuh.
"Oh, ya jelas. Buat apa Alfa pulang cepet ke rumah kalau cuma disuguhi pemandangan membosankan seperti lo?" ucap Siska dengan tatapan sinisnya.
"Aku tanya Kak Al, bukan kau. Kau punya bagian pertanyaan sendiri yang memang harus kau yang menjawabnya," ucap Zafia dengan nada datar. Tangannya mengusap lelehan air mata yang jatuh ke pipinya.
"Zaf, Kakak bisa jelasin. Kita ke dalam dulu, ya?" ajak Alfa dengan tangan menggapai tangan Zafia.
Zafia menepis tangan Alfa, sedikit kasar. "Pertanyaan aku simple. Jawaban kalian hanya iya atau tidak. Tapi, aku berharap jawaban kalian jujur, bukan kebohongan."
"Iya, Kakak akan--"
"Oke. Kak Al pulang telat karena kedatangan tamu istimewa di Kantor." Zafia tersenyum gentir sambil membuang muka. "Kalian punya hubungan?" lanjut Zafia kembali sambil menatap Siska.
"Iya."
"Tidak!"
Siska dan Alfa menjawab bersamaan dengan jawaban berbeda. Zafia tersenyum kecut menatap Alfa.
"Kamu punya pertanyaan sendiri yang memang harus kamu yang menjawabnya. Pertanyaan itu untuk dia, dan akan aku terima jawaban dia." Zafia menghembuskan nafas kasar.
"Zaf--"
"Kesimpulannya, apa yang dilakukan dua makhluk lawan jenis malam-malam di Kantor, jelas tidak pernah menimbulkan fikiran positif bagi siapa pun. Aku yang sebagai istrimu ..." Zafia menunjuk Alfa dengan mata memerah. "Jelas LEBIH tidak bisa berfikir positif, walau seujung rambut pun!" lanjut Zafia dengan nada meninggi.
"Zafia! Kakak tidak suka dengan nada bicara kamu! Kakak memang ada hubungan dengan Siska, tapi--"
"Iya! Tanpa kau perjelas aku sudah tahu. Dia sudah menjawabnya lebih dulu dan aku sudah menyimpulkannya sejak tadi!" teriak Zafia sambil mengepalkan tangannya.
"Kesimpulan kamu salah, Zaf. Biar Kakak jelaskan--"
"Aku sudah menerima penjelasan kau. Aku sudah melarang kau untuk dekat dengan dia! Kau tahu! Kau tahu aku tak pernah menyukaimu dekat dengan siapapun, terutama dia!" Zafia kembali menyeka ujung matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Kedua Guru Olahraga [ END ]
Художественная прозаBagaimana ketika siswi SMA menikah dengan guru nya karena terjadi kesalahpahaman? Bahkan guru yang mengajar mata pelajaran olahraga tersebut sudah mempunyai istri bahkan mereka sudah dikaruniai seorang putri? Dan apa alasan istri pertamanya rela sua...