Happy Reading 🍂"Eugh," Zafia melenguh pelan saat merasakan benda kenyal menempel lama di pipinya. Matanya perlahan membuka walau masih terasa berat. Wajah Alfa adalah objek pertama yang Zafia temukan kala membuka matanya.
"Huaaa! Kenapa kau ada di depanku, Kak Al?" teriak Zafia reflek mendorong dada Alfa.
Alfa terhuyung dan terduduk di sebelah Zafia. "Kamu dibangunkan sulit sekali. Ya, aku bangunkan dengan cara enak," jawab Alfa sambil menoleh ke arah Zafia.
Zafia mengucek matanya yang masih sedikit sulit diajak terbuka. Mulutnya terus menguap karena masih mengantuk.
"Ayo, bangun. Kamu mandi dulu, habis itu makan malam. Ifa sudah menunggumu di meja makan," ucap Alfa sambil mengambil pergelangan tangan Zafia, membuat aktifitas Zafia yang tengah mengucek mata terhenti.
"Aih, aku tidak lapar." Zafia kembali merebahkan tubuhnya dan mengambil guling untuk membenamkan wajahnya di sana.
"Eh?" Zafia tiba-tiba bangun saat berhasil mencerna ucapan Alfa. "Makan malam? Ini sudah malam?"
"Kamu tidur dari perjalanan di bandara tadi, Zaf. Masih ngantuk? Lima jam tidur belum cukup?" tanya Alfa sambil menarik tangan Zafia agar berdiri dari ranjang.
Zafia seketika mematung saat baru sadar ia berada di kamar asing yang baru kali ini dia lihat dan ia temui. Matanya beredar mengamati setiap inci kamar itu.
Kamar yang sedikit lebih luas dari kamar lamanya. Ada meja belajar yang berdekatan dengan meja kerja Alfa. Tiga pintu yang entah menuju mana juga masuk ke dalam indra penglihatan Zafia.
"Sudah, mandi sana. Ifa sudah menunggumu di bawah. Nanti Kakak jelaskan setiap inci rumah ini," ucap Alfa mendorong Zafia mendekati salah satu pintu di kamar Zafia.
"Ish, dingin, Kak Al. Aku tak perlu mandi tak akan bau, kok," jawab Zafia sambil cengengesan ke arah Alfa.
"Masih jam setengah tujuh. Cepat kamu mandi sebelum airnya tambah dingin. Hidupkan shower mode air hangat. Sana mandi," ucap Alfa terus mendorong Zafia ke dalam.
Alfa langsung menutup pintu kamar mandinya kala Zafia sudah sempurna masuk. Ia mulai melangkahkan kakinya ke ranjang untuk menunggu Zafia selesai mandi.
Belum genap tiga langkah Alfa menjauhi kamar mandi, pintu itu kembali terbuka.
"Apa, Zafia? Kamu mau Kakak mandikan?" tanya Alfa dengan nada jengkel. Dia langsung memutar tubuhnya menghadap Zafia yang hanya menongolkan kepalanya dari bingkai pintu.
"Bukan. Di dalam tak ada handuk. Baju gantiku juga belum aku ambil. Aku mau ambil dulu," jawab Zafia mulai membuka pintu lebih lebar.
"Biar Kakak siapkan. Kamu masuk terus mandi yang bersih, siap itu langsung keluar. Handuknya menyusul saat kamu sudah selesai," ucap Alfa menutup pintu lagi.
Zafia pasrah. Lima belas menit berkutat dengan alat mandi, Zafia kembali menongolkan kepalanya dari bingkai pintu.
"Kak Al, mana handuknya?" teriak Zafia sambil celingak-celinguk mencari sosok Alfa. Matanya berhenti di depan lemari pakaian yang lumayan besar. Dia menemukan sosok Alfa di sana.
"Kak Al, handuknya bawa sini!" teriak Zafia.
Alfa menoleh sekilas. "Sebentar."
"Kak Al, di sini dingin banget. Aku bisa mati berdiri kalau Kak Al--"
"Nih. Cerewet banget," ucap Alfa menyodorkan kimono berwarna pink pada Zafia.
"Abisnya lama," ketus Zafia menerima kimono tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Kedua Guru Olahraga [ END ]
General FictionBagaimana ketika siswi SMA menikah dengan guru nya karena terjadi kesalahpahaman? Bahkan guru yang mengajar mata pelajaran olahraga tersebut sudah mempunyai istri bahkan mereka sudah dikaruniai seorang putri? Dan apa alasan istri pertamanya rela sua...