Beneran Sibuk

300 63 7
                                    

"Kok bangku kosong banyak banget?"

Taehyun yang awalnya menulis jadi mendongak mendengar pertanyaan guru di depan. Pak Taeil namanya, guru fisika kesayangan mereka.

"Soobin rapat OSIS, pak, kan tadi udah ijin," celetuk Hyuka yang sudah menyerah menghitung angka dan rumus di bukunya.

"Itu, pak, Ryujin latihan dance," seru Somi tanpa mengangkat kepala.

"Jeno latihan teater, pak," imbuh Chaeryeong.

"Yeonjun sama Jaemin sparing, pak, berangkat tadi siang," jelas Taehyun, mengakhiri berita mereka.

Pak Taeil mengangguk paham, penasaran, "Belum balik itu yang basket?"

"Belom, pak. Mampir mekdi dulu kali mereka," celetuk Haechan santai.

Beomgyu tiba tiba melebarkan mata, "BISA JADI GA SIH? ASTAGA SEMPET SEMPETNYA MEREKA."

"Padahal masih Selasa, nih. Ryujin habis sembuh langsung joget lagi," gumam Yuna.

"Emang gitu orang sibuk."

"Ini kan jam bapak jam terakhir, mau jamkos aja nggak?"

Serentak, satu kelas mendongakkan kepalanya, menatap Pak Taeil penuh harap. Mungkin mereka belajar dari Manis perihal tatapan memelas itu.

Buktinya, sekarang Pak Taeil terkekeh, mengangguk santai, "Ya udah, soal ini jadi PR aja, minggu depan kita bahas, oke?"

"OKEE PAK, TERIMAKASIII!"

Tiga puluh menit tersisa sebelum pulang sekolah. Mereka diam sejenak memikirkan harus apa.

Kurang satu dua personil dari The Bobrokers saja sudah terasa tidak lengkap, apalagi lima orang yang seharian sibuk mengabdi pada sekolah.

"Hari ini rekaman Jin Teko yang terakhir, kan?" celetuk Lia.

"Hooh. Bareng gue," sahut Hyunjin, pergi ke belakang kelas untuk tiduran.

Merasa aneh, Haechan menyahut, "Lah lo ngapain emang? Bukannya udah kemaren?"

"Special guest ini tuh! Gemes gue kirain menang dapet ciki," cibirnya.

"Yang nulis skrip aja Chaeryeong, lo ngarep apa?"

Yang disebut namanya mengangkat kepala heran, melirik ke area belakang kelas dimana para lelaki sudah siap mabar seperti biasa.

"Chaer, jadi ikut nggak?"

"Hah? Oh iya jadi! Tungguin, Ji!"

Chaeryeong beranjak, mengekor Yeji yang sudah siap di depan kelas. Berhubung jam kosong, mereka ingin menyicil mading sekolah termasuk rubik yang sempat dipromosikan sejak beberapa bulan lalu.

Lihat IPA 4 yang biasanya berdebat dan rusuh di jam kosong, kini sepi karena banyak dari mereka yang mendapat tugas mengabdi pada sekolah.

"Ji, Ji, mau ngintip Jeno nggak? Kali aja ada bahan buat artikel majalah akhir semester nanti," tawar Chaeryeong, menunjuk aula yang terlihat agak sibuk.

Yeji melirik, sumringah seketika, "Lah hayuk! Kebetulan tim kita belom dapet bahan buat mading, kan?"

"Iya makanya. Soal turnamen basket udah diambil tim lain, festival sekolah juga. Ayo gih, minta ijin sekalian, pelatihnya baik katanya."

Berbekal nekat dan dikejar tuntutan, mereka berbelok ke arah aula. Mendengar sayup sayup suara lantang yang berdialog.

Diam diam masuk dan duduk di ujung ruangan, mereka batal meminta ijin. Terperangah sendiri ketika melihat betapa keren orang orang di sana berlatih.

The Bobrokers! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang