Hari ini ada yang spesial di kelas Seokjin. Sebenarnya menurut pria itu, setiap hari itu spesial. Tapi hari ini lebih spesial.
Akan ada rapat kelas untuk Pekan Olahraga Siswa. Atau singkatannya, POS. Selama empat hari digunakan untuk lomba olahraga, dan hari terakhir ada bazaar umum dan penampilan siswa. Bahkan sore menjelang malam, saat bazaar selesai dan penampilan siswa selesai, akan ada acara spesial lain.
Untuk rapat kelas kali ini, setiap kelas diminta berfoto. Buat kenang kenangan dan untuk dokumentasi sekolah.
Jadi jam pelajaran sebelum klub hanya diisi jam wali kelas. Seperti sekarang ini.
Mereka sedang berdebat tentang pertandingan futsal perempuan. Siapa yang akan menjadi cadangan, dan siapa yang bermain.
Seokjin melihat anak-anak walinya yang rusuh. Setiap hari memang begini. Bahkan kadang Seokjin sendiri ikut merusuh.
Tangan Seokjin sibuk. Bukan sibuk menulis, tapi sibuk mengelus kepala Manis yang ada di atas meja.
Lelah mendengar perdebatan mereka, Seokjin angkat bicara, "Kalo gini ga selesai selesai, mending kita foto dulu sebelum kalian kumus kumus gara gara berantem."
"Nah, ide bagus, tuh, Pak!" sahut Renjun.
"Pake tripod apa panggilin orang buat ngefoto, pak?" tanya Soobin yang siap siaga.
"Panggilin Suparjo di kebun sekolah aja. Biasanya jam segini dia nganggur," suruh Seokjin. Soobin dengan bergegas keluar kelas untuk melaksanakn perintah.
Sementara itu, Seokjin mulai mengatur anak anaknya untuk berfoto bersama.
Ada tujuh kursi di depan, dan di belakang diisi anak laki laki. Seokjin duduk di kursi tengah. Lalu mengatur agar mereka segera bersiap.
"Pak, manis ga diajak?" rengek Ryujin.
"Manis kan keluarga juga, pak," sahut Jeno.
Seokjin menipiskan bibir, "Nanti. Yang ini resmi dulu. HEH JAEMIN, saya tau ya yang di belakangmu itu Manis. Balikin dulu ke tempatnya!" tegur Seokjin.
Jaemin merengut, "Ah bapak punya indra keenam nih pasti!"
"Ngarang aja. Taehyun pendek, nggak usah sok di belakang, tengah sini kamu," seru Seokjin.
Taehyun menurut walau sebenarnya sedang mengumpat dalam hati. Teman temannya bahkan tertawa jahat di belakangnya.
"Soobin dimana pak?" tanya Yeonjun bingung.
"Pojok ajalah, dia kan bongsor."
Sekarang giliran Seokjin mengatur tempat duduk yang perempuan. Di samping kirinya ada Lia, Chaeryeong, Yeji, di samping kanannya ada Ryujin, Yuna, Somi.
Seokjin teringat, "Somi kakinya udah baikan?"
Somi tersentak. Bagaimana guru ini tau?
"Gapapa, pak. Udah bisa nendang nendang malah," sahut Haechan di belakangnya.
Somi mengumpat, mencubit lengan Haechan sampai lelaki itu mengaduh.
"ASIK ASIK GELUT!" sorak Beomgyu.
"HUUU HAECHAN CUPU AH KALAH SAMA ISTRI!" celetuk Hyunjin dari jauh.
Chaeryeong tanpa babibu memukuli lengan Hyunjin sambil tertawa, "Diem aja, ngga usah ngerusak hih gemesnya."
Hyunjin mengaduh, mundur selangkah dan mengenai Hyuka. Walau sudah di posisi masing masing, mereka bahkan tetap ricuh. Bagaimana tidak lelah Seokjin menghadapi semua ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bobrokers! ✔
Ficção Adolescentekelas yang isinya manusia kayak setan semua---kecuali Seungmin cast: baca ajalah, banyak soalnya kalo di absen:(