Cedera

738 105 1
                                    

"Jin, lo ga mau makan dulu apa?" tanya Felix, menunggu Ryujin yang masih latihan siang ini.

Ryujin menggeleng, berhenti sejenak dari tarinya lalu menjawab, "Kalo lo laper makan duluan aja, Lix. Atau lo mau pulang duluan? Nggak papa sih, kasian juga gue liat lo nungguin."

"Ntar gue bilang apa sama kakak lo, ha? Dahlah, gue mau beli makan, ada nitip ga?" Felix kembali meletakkan tasnya di samping tas Ryujin.

"Hm... Nggak ada. Dah sana, gue mau latian." Ryujin mengusir Felix dengan gaya khas tomboynya.

Felix mengangguk, melenggang pergi, "Jangan kelewatan, Jin. Temen temen lo aja dah pada pulang," ujarnya sebelum melangkah keluar ruang tari.

Ryujin menghela napas panjang. Pikirnya, setidaknya ini pembuktian yang bisa dilakukan pada ayahnya. Dia melakukan apa yang dia suka, untuk dirinya.


Di sisi lain, Felix malah bertemu Haechan di warung depan sekolah. Berakhir dengan mereka makan di sana dan mengobrol bersama.

"Nunggu apa lo?" tanya Haechan.

"Ryujin. Lo sendiri ngapain jam segini belom balik?" Felix balik bertanya.

"Tadinya gue mau main bareng Manis. Terus Yuna belom pulang juga, gue tanyain pulang sama sapa katanya ga tau. Gue tungguin, ga taunya Lucas dateng, nawarin tebengan."

Felix tertawa, "Curhat lo?"

"Hm. Jadi gue nungguin Somi ajalah biar ga keliatan ngenes."

"Oh, Somi belom juga?"

Haechan menggeleng. Menyeruput mie pesanannya.

"Iya sih, acaranya tinggal berapa minggu lagi. Ga usah mereka, Soobin aja sibuk rapat ini rapat itu, panitia ini panitia itu," sambat Haechan.

Felix mengangguk setuju. Jika diingat lagi, pekan olahraga siswa memang sudah dekat. Ditambah, acara itu dibarengi dengan bazaar sekolah, dimana terbuka untuk umum. Bisa bisa mereka sampai malam di sekolah.

"Btw, Chan," Felix menyela.

"Lo tuh sebenernya sama Yuna apa Somi sih?" tanya Felix bingung.

Haechan tersedak. Lelaki itu segera mengambil minuman milik Felix. Melotot menatap Felix yang hendak protes.

"Ha?"

"Ya elo deket sama Yuna tapi nyepik Somi," ujar Felix, merebut kembali minumannya di tangan Haechan.

Haechan manggut manggut, "Gimana ya, gue sendiri juga ga tau. Yuna tuh temen gue. Temen gelut maksudnya. Kalo Somi tuh—"

Drt... Drt...

"Bentar, Chan, hp gue bunyi." Felix merogoh kantongnya. Membuat Haechan berhenti bicara, menggantung.

"Halo, Jin? Kenapa?"

"Fel... Ban... Gue..."

"Halo? Kok putus putus? Lo ngomong apa, Jin?"

Haechan melirik. Masih setia menikmati semangkuk mie di depannya.

"Fel... Bantuin gue... Cedera..."

tut.

"Apa, Jin? Halo? Jin? Siapa cedera?!" Felix mulai panik.

Haechan bingung. Melihat Felix tiba tiba berdiri dan membungkus makanannya lalu buru buru pergi. Kebetulan, Haechan sudah selesai makan. Jadi dia menyusul temannya itu setelah menghabiskan minuman Felix yang ditinggal begitu saja.

The Bobrokers! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang