Setelah puas main game seharian, mereka mendapat waktu untuk mandi sore sebelum makan malam.
Rencananya, selesai makan malam mereka akan nonton bersama. Iya, satu angkatan. Dengan menggunakan layar besar, seperti bapak bapak komplek yang nobar bola kalau kata Jaemin.
Judul kerennya, Bedah Film, kata Seokjin. Lia sudah menuntut untuk jangan menonton film dokumenter, nanti yang ada satu ruangan tertidur. Tapi Seokjin meyakinkan kalau filmnya bukan film membosankan.
Dari menonton film tadi, mereka disuruh mengambil inti ceritanya. Menceritakan ulang, seperti presentasi, melainkan di selembar kertas. Kertas kertas itu akan dinilai untuk tambahan poin pelajaran bahasa.
Intinya, seluruh kegiatan menginap ini hanya menguntungkan Bu Jihyo dan Pak Jimin, kata Renjun. Menurutnya, mereka bahkan tidak perlu repot membuat soal dan tes karena penilaian diambil dari kegiatan mereka selama di sini.
Dan disinilah mereka sekarang. Duduk di lantai dan berkumpul sambil makan nasi goreng hasil pilih pilih rempah tadi siang. Kenapa di lantai? Karena panitia tahu betapa lelahnya duduk di kursi plastik malam hari untuk menonton film. Ini bukan rapat, tapi acara menginap bersama.
Beda cerita kalau mereka punya rejeki lebih dan menyewakan kursi empuk seperti di bioskop. Tapi tidak, mereka tidak punya kas sebanyak itu.
Guru guru juga tidak keberatan untuk duduk di lantai walaupun sudah di sediakan kursi. Karena mereka lebih suka membaur bersama anak anaknya.
"Emang nonton apa sih, Bin?" tanya Jeno penasaran.
Soobin mengendikkan bahu singkat, "Ga surprise dong."
"Hilih, sok surprise, pacar juga bukan," cibir Haechan.
"Anjir iya gue tahu gue jomblo, tapi lo ngaca juga coba, Chan," balas Soobin.
Sebelum mereka semakin berdebat, Hyuka sengaja lewat di depan mereka dan duduk di sana, mulai membuka bahan gosipan.
"Mana Seungmin?" tanyanya.
"Mana gue tahu. Tanya tuh cewek cewek, bayinya kemana." Haechan menunjuk kerumunan Yuna dengan dagu.
"Justru itu, nying, gue diusir sama mereka," Hyuka mencebik.
"Ya lo ngapain sampe diusir?"
Hyuka merengut, "Duduk, diem, makan, nyimak. Coba salah gue dimana?"
"Lo ngecap kali pas makan?"
"Anteng banget gue perasaan anjir. Ga ada suara, ga ada aura."
Haechan menjentikkan jarinya, "Nah itu! Kek setan lo—eh... Kakinya napak ga?" Lelaki itu reflek melirik kaki Hyuka, yang sebenarnya sedang duduk bersila.
Hyuka menendang Haechan, gemas, "Noh mamam noh! Menurut lo apa sekarang, hah?"
Soobin tertawa puas. Terlalu menikmati tontonan di depannya. Bahkan terbersit pikiran untuk menayangkan acara gulat saja daripada menonton film.
"He, kalian ga jadi besanan aja? Asik tuh tiap hari rumah rame," celetuk Soobin.
Haechan dan Hyuka berhenti gulat, menatap Soobin horor. "OGAH!"
"Apa ogah?" Yeonjun duduk di dekat mereka, lelah dengan gosip gadis gadis di ujung lain.
"Ogah besanan. Ngapa pindah sini lo?" tanya Haechan.
Yeonjun mencibir, "Gedeg mereka kalo gibah serem."
"Emang anjir. Udah gibahnya serem, senggol bacok lagi!" gerutu Hyuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bobrokers! ✔
Ficção Adolescentekelas yang isinya manusia kayak setan semua---kecuali Seungmin cast: baca ajalah, banyak soalnya kalo di absen:(