Talk

339 58 9
                                    

"Mantan lo? Ohhh, clbk ya?"

"Mungkin???"

"Ohh, hehe."

"Chan."

"Hm?"

"Ngga... Nggapapa."

"Som."

"Iya?"

"Gue suka lo."

"..."

"... Maaf."

"Lo bohong ya, Chan?"

"..."

"Selama ini lo ngomongnya suka gue. Tapi lo sadar ga sih? Sikap lo, tatapan lo, semua itu buat Yuna?"

"..."

"Chan, jangan bohongin diri sendiri lagi. Gue cuma anggep kita sahabatan. Karna gue tau jelas pas liat lo natap Yuna, ngomong sama Yuna, bersikap di depan Yuna. Lo sebenernya suka sama Yuna..."

"Som—"

"Mungkin gelisah lo selama ini karena kecewa gue ga bilang apa apa ke elo soal Guanlin. Maaf ya, hehe. Biar lo sadar, kalo lo sebenernya bukan suka gue."

"..."

"Tenang, kita tetep sahabatan. Gue nunggu lo nanya langsung ke gue. Jadi gue cerita. Guanlin emang mantan, tapi sekarang kita temenan."

"Kita putus soalnya dia ke Cina. Gue juga kaget dia udah balik dari Cina."

"Lo masih suka Guanlin? Selama ini gue cuma ganggu ya? Maaf..."

"Ganggu apa sih, Chan? Lo temen gue! Sahabat gue! Bareng yang lain juga! Gue sama Guanlin udah biasa aja kok. Ga ada perasaan. Ngga tau kalo habis gini muncul lagi hehe."

"Som."

"Hm?"

"Jadi kita tetep temenan?"

"Iya. Gue ga bisa anggep lo lebih dari temen. Lo jangan suka bohongin diri sendiri makanya!"

"Gue—AAAAKKHHH SETAN TAI!"






"Ngelamunin apa?"

Haechan tersentak. Kembali menoleh melihat Yuna duduk di sebelahnya dengan Jaemin.

"Nih. Sok galau lo. Ga cocok ya anjir," cibir Yuna, memberikan kaleng minuman.

Haechan tersenyum tipis, "Hm. Gendut lo makan mie malem malem."

Yuna yang baru meniup uap popmie nya melirik sinis. Sebal, tapi dia lebih memprioritaskan perutnya.

Jaemin di sebelah Yuna sudah sibuk sendiri. Mengomel pada Hyuka dan Seungmin yang terlalu berisik bermain di depannya.

Jurit malam sudah selesai, mereka mendapat suvenir dari tas yang diambil di gubuk tadi. Sekarang, waktu bebas untuk angkatan mereka karena menjadi malam terakhir berada di sini.

IPA4, seperti biasa, duduk bersama kali ini. Berada di dunianya sendiri setelah tadi berpisah pisah. Entah yang menjadi panitia, melakukan jurit malam, atau sekedar duduk dengan teman atau pacarnya.

Jisung contohnya.

Sekarang lelaki itu merengek manja pada Renjun dan Ryujin. Ingin duduk di dekat Remi lagi, padahal Remi sedang berkumpul dengan kelasnya.

"Daritadi loh, Sung. Nanti lagi ah," kata Renjun, menjauhkan wajah Jisung dari pundaknya.

Ryujin tertawa kecil, menyumpal mulut Jisung dengan roti di tangannya. "Makan noh, manja amat dah."

The Bobrokers! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang