Olahraga

390 67 3
                                    

"Wah... Gue ga tau kudu kasian sama si Jiheon ato elo." Yeonjun menepuk pundak Beomgyu.

Hyunjin juga ikut menggeleng, "Iya sih, emang lo anaknya ga enakan, tapi kalo gini kan jadi susah semua. Yun, maju gih, ajarin biar ga lembek."

Yuna menyahut, "Bentar, sibuk."

"Sok sibuk halah," sela Haechan.

Kali ini Yuna tidak meladeninya. Benar benar sibuk sekarang. Entah melakukan apa di pojok sana.

"He, kalian ngapain masih di sini? Turun gih, dah ditungguin Pak Jimin," celetuk Somi yang masuk bersamaan dengan Lia.

Gadis itu meletakkan seragamnya dan mengambil botol minumnya. Kemudian menggiring kawan kawannya pergi.

Padahal Somi adalah orang terakhir yang ganti baju, lama sekali mereka mengobrol di kelas.

"He, jadi lo beneran cuma nerima Jiheon gara gara kasian?" Lia menghampiri Beomgyu.

Beomgyu mengangguk ragu, "Ya gimana... Kemarin kan pas dia tanya, gue reflek jawab ha gimana terus dia mikirnya gue tolak. Mana kek mau nangis, mana tega gue."

"Lo tega ngambil hp gue trus diumpetin tapi ga tega nolak cewek?" sindir Lia.

Beomgyu cemberut. Tapi mengiyakan karena faktanya memang begitu.

"Terus sekarang lo gimana? Ngejalanin sambil bohongin perasaan lo?" tanya Lia.

Beomgyu diam. Tidak bisa menjawab karena terlihat kejam, tapi ada pikiran untuk melakukannya.

"Beomgyu!"

Lelaki itu mengangkat kepala, mencari sang pemanggil yang ternyata si tiang.

"Mimpin pemanasan sana lo. Disuruh Pak Jimin," suruh Soobin.

Beomgyu maju ke depan, tersenyum lebar seperti sedang mengajari anak TK. Sambil meregangkan tubuhnya, dia pura pura berperan seperti guru.

"Ningning, tangannya lurus," tegur Beomgyu—lebih seperti mengerjai temannya ini.

Hyuka mendengus, "Awas ya, ntar kalo giliran gue, gantian!"

Beomgyu menjulurkan lidahnya jenaka. Masa bodoh juga, dia ingin menikmati waktunya sekarang.

"Ho, Yeji, ngobrol mulu ya lo," celetuk Beomgyu, memergoki Yeji menyapa seseorang yang barusan lewat di koridor.

"HAYO SIAPA BARUSAN?" seru Jaemin, menyoraki.

Haechan tak mau kalah, "Aduh, iya iya, Ji. Kek ga bisa pisah ya lo tuh, padahal udah dikasih tau."

"Apa si anjing gue ga ngapa ngapain," balas Yeji kesal.

"Astaga, ukhti, mulutnya," sahut Jeno di sebelahnya.

Beomgyu tertawa puas di depan. Mengundang tawa teman temannya yang lain.





Pak Jimin baru datang setelah mengambil absen kelas. Selesai mengabsen, Pak Jimin mengadakan pertandingan kecil. Badminton perempuan versus laki laki.

"Buat main main aja. Lagian nilai kalian sebelum UTS udah masuk semua," jelas Pak Jimin.

"Wih, kok keren. Emang bapak nilai kita apanya?" tanya Jisung heran.

"Sikapnya."

Hyunjin mendelik, terkejut, "Padahal mereka setan semua, pak. Jangan jangan mau ga dilulusin ya?"

"Mana ada setan yang beresin bola basket sekelas padahal yang disuruh satu doang?" cibir Pak Jimin.

"Wah... Aku terhura," celetuk Jisung lebay.

The Bobrokers! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang