Yang namanya ujian akhir tahun, bisa dibilang penentuan naik kelas, otomatis kebanyakan siswa akan sangat serius dalam ujian yang ini—beda dengan ulangan harian biasa.
Contohnya Somi yang sekarang menyicil pelajaran Kimia—pelajaran yang paling kurang dikuasai gadis itu.
Sesekali mengirim pesan pada Renjun untuk bertanya, sampai akhirnya mereka memilih video call, les privat dengan Huang Renjun.
"Mana lagi yang belum?"
Somi menggigit ujung pensilnya, menatap bukunya sejenak sebelum menunjuk bagian yang kurang paham.
"Ini nih. Senyawa ini di tambah senyawa ini hasilnya kenapa jadi gini?"
"Gini, Som, itu tuh logikain aja kayak pelajaran kelas sepuluh dulu. Inget ga lo?"
Ragu, Somi melempar cengiran sambil menggeleng, "Kagak, hehe..."
Di sinilah awal mula Renjun ceramah khusus untuk si bule kelas. Sepuluh menit sendiri mengajari Somi teori dasar kimia dari kelas sepuluh.
Untungnya, Renjun ekstra sabar.
Kalau itu Somi, beda lagi dengan Soobin yang belajar di hari Minggu, padahal ujian mulai di hari Senin-nya.
Prinsipnya, kalau kepepet biasanya cepat paham dan hapal. Mentang mentang otaknya di atas rata rata.
"Bin, ngapain?" tanya Arin yang kala itu lewat di ruang tamu, mau mengambil pesanan makanan.
"Belajar."
"Kok nggak di kamar?"
Berkacak pinggang, Arin mengamati buku buku Soobin yang berserakan di atas meja, melihat adiknya yang tiduran di sofa sambil membuka lembar buku Biologi dengan santai.
Kadang dia heran sendiri dengan tingkah laku Soobin yang—tidak tahu termasuk kategori malas atau hemat tenaga.
"Bising suara tetangga ketok ketok dinding. Lagi renovasi rumah mereka, makanya aku di sini."
"Bisa emang belajar modelan begitu kamu?" Arin meragukan.
Serius, Soobin tidak terlihat sedang belajar biologi sekarang. Malah terlihat seperti sedang santai sembari membaca novel setebal buku biologi.
"Bisalah. Soobin gitu lho! Btw, beli apa, kak?" Soobin melirik kecil, melihat kantung belanjaan kakaknya.
"Makan. Ya udah sana belajar."
"Ih, mau, bagi dulu!"
Beda lagi di kediaman Beomgyu. Minggu pagi, lelaki itu sudah suntuk di teras. Bingung harus memilih belajar PKn dulu atau Matematika duluan.
Masalahnya, dua duanya bukan mata pelajaran yang Beomgyu kuasai.
Drrt
Drrt
"Apa?" sapaan singkat dari bibirnya mengawali panggilan telepon.
Yang di seberang sana menyahut, "Kosong ga lo?"
"Ngapain?"
"Gue gabut, mau ngajak main."
"Ndasmu gabut, besok uas ya anjing!"
Memaki seakan lupa kalau sang ibu sedang menyiram tanaman di depan sana, Beomgyu kelepasan. Ibunya mendengar Beomgyu dan kata kata kasarnya, lantas mengarahkan slang air ke tempat anaknya.
"IH MAMAH!"
"Mulutnya mama cuci sini!"
"ENGGAK ITU TADI AKU NITIP SALAM BUAT ANJINGNYA HYUNJIN—EH MAH BASAH!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bobrokers! ✔
Teen Fictionkelas yang isinya manusia kayak setan semua---kecuali Seungmin cast: baca ajalah, banyak soalnya kalo di absen:(
