PMS Bareng
Kebayang nggak, satu kelas ceweknya sedang mengalami sindrom ini bersamaan. Mungkin bukan serempak langsung, hanya tanggalnya berdekatan. Dan ada satu hari dimana seluruh gadis di kelas ini sedang mengalami hari merah.
Kelas benar benar lebih kacau dari biasanya. Untung saja Jaemin peka terhadap cewek. Kalau Haechan peka terhadap situasi, Jaemin lebih peka apa yang gadis mau.
"Neng, mau aa beliin teh kotak ga?" tawarnya pada Lia yang daritadi menggerutu sakit perut.
Lia mengangguk saja, "Yang dingin ya, Jem. Nti gue ganti uangnya."
Jaemin mengangguk. Baru saja lelaki itu beranjak, Chaeryeong menyahut dari ujung kelas, "Gue juga ya, Jem!"
"Iya. Adalagi?"
"Gue mau somay, nitip ya, Jem!" celetuk Ryujin dari belakang. Gadis itu duduk sambil bermain dengan Manis untuk menambah moodnya.
Jaemin mengangguk saja. Menurut kalau gadis gadis itu menyuruhnya. Bukan karena tunduk, tapi lebih menghormati.
Ibu Jaemin kalau kedatangan tamu jadi sangat galak, bahkan pada ayahnya. Jaemin belajar dari ayahnya cara mendinginkan hati wanita yang labil saat kedatangan tamu. Karena itu tiap bulan dia selalu aman saat teman gadisnya sedang mengalami hal itu.
Kalau itu Jaemin, beda dengan yang lain. Yang selalu kena omel dan umpatan. Seperti Haechan yang serba salah menghadap Somi, dan mati kutu saat berdebat dengan Yuna.
"Ngeselin banget sih lo. Titisan dajjal daerah mana hah?" sahut Yuna sekali waktu Haechan menjahili gadis itu.
"Daerah Jawa kayaknya sih-ADAW MAK TOLONG!" pekiknya saat Yuna menarik rambut Haechan kuat kuat.
Yuna mengumpat, "Mati lo, mati sana!"
Atau saat Haechan tidak sengaja menyenggol Somi sampai tangannya mencoret buku yang sedang ditulisinya. Bukan main rasanya, Haechan lebih baik jadi batu saja.
Somi marah marah sambil menendangi kakinya. Bahkan setelah itu mengomel. Apalagi waktu menggodai Yeji yang tidak tahu saat itu sedang kedatangan tamu.
"Ha? Lo bilang apa sini ngomong lagi? Mata gue kenapa? Sipit? Iya emang sipit terus kenapa?" Yeji maju seperti siap untuk menantangnya. Haechan sendiri merunduk, tahu kejadian berikutnya jika dia membalas. Bisa bisa Haechan pulang tinggal nama saat diserang Yeji. Yeji itu walau kurus menyeramkan saat siap memukul.
Lia apalagi. Heboh bukan main memainkan barang barang Haechan. Kalau Haechan protes, "Yah, Ya, jangan diberantakin."
Lia cemberut. Menghiraukan itu dan lebih mengacak acak mejanya. Dengan mengeluarkan semua isi tepak Haechan dan mencoba satu satu bolpennya. Sementara tepaknya ditelantarkan.
Haechan jadi ingin menangis saja rasanya. Karena kalau membalas, dia juga berujung kalah dari gadis yang sedang pms.
Mungkin memang Haechan samsak terbaik kelas. Beda jauh dengan Jaemin.
Bedalagi dengan Beomgyu. Yang tidak tahu kalau sedang kedatangan tamu, tapi digoda terus hingga marah.
"Mulut lo mau dijahit?" tanya Ryujin saat Beomgyu cerewet di sebelahnya.
"Hah buset. Lo bisa jahit emang?" ledek Beomgyu.
Ryujin menarik rambut Beomgyu, membuka bolpennya dan bertingkah seolah akan menusukkannya ke bibir Beomgyu yang tidak bisa diam.
"OH IYA IYA DIEM NIH GUE MINGKEM."
Chaeryeong dalam pmsnya jadi lebih cerewet. Dibanding biasanya pendiam, dia jadi cerewet. Bahkan orang seperti Soobin sampai lelah mendengarnya bercerita ini itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bobrokers! ✔
Teen Fictionkelas yang isinya manusia kayak setan semua---kecuali Seungmin cast: baca ajalah, banyak soalnya kalo di absen:(