Tugas Pak Taeil kali ini perlu membentuk kelompok lagi. Kelas ini juga tidak terlalu paham kenapa Pak Taeil suka sekali membentuk kelompok.
Kelompok kali ini beranggotakan lima orang, untuk membahas paket paket soal yang berbeda tiap kelompok. Dipilih secara acak berdasarkan tempat duduk.
Kelompok Lia memilih mengerjakan tugas di studio. Untung saja ada si otak encer Hyuka dan Renjun. Jadi Lia, Beomgyu, dan Jisung tidak perlu mengeluarkan tenaga terlalu banyak untuk berpikir.
Beda lagi dengan kelompok Taehyun yang cepat selesai. Anggotanya saja terdiri dari Jeno, Yeji, Felix. Kerja saat istirahat sudah cukup bagi mereka.
Kalau kelompok Ryujin beranggotakan Chaeryeong, Yeonjun, Soobin, dan Seungmin. Mereka sepakat mengerjakan di kelas sekalian piket. Sudah lama juga piket kelas ini dilakukan.
Kelompok terakhir ini yang menjadi bencana—kalau kata Lia. Isinya benar benar membuat pusing. Bahkan bukannya kerja, mereka malah sibuk berdebat satu sama lain. Siapa lagi kalau bukan Yuna dan Haechan, ditambah Jaemin, Hyunjin, dan Somi yang mengompori.
Bahkan sampai sekarang mereka belum ada titik temu kesepakatan.
"Som, latian sampe jam berapa sih?" tanya Jaemin.
Somi berpikir sejenak, "Jam tiga? Apa empat ya?" jawabnya ragu.
"Ya udah, gini aja. Kita pake skype ajalah malemnya. Biar lo bisa pulang terus beberes dulu," celetuk Hyunjin.
Somi mengangguk, "Boleh. Jam berapa? Enam?"
"Ntar aja gampang. Paling jam segituan. Gue juga gedeg denger mereka daritadi." Jaemin menunjuk belakangnya, menampakkan Yuna dan Haechan yang tidak berhenti berdebat.
Hyunjin berbalik, melihat mereka seperti anak kecil yang merebutkan mainan. Tadi mereka berdebat tentang minuman kaleng atau minuman kotak yang lebih digemari. Sepetinya sekarang sudah beda topik lagi.
"Heh, kupret! Sok tau lo! Lo sendiri bawa botol minum dari rumah, gimana tau enakan kaleng apa kotak?"
"Lo juga bukannya beli kaleng apa kotak juga belinya botol."
"Emang enakan botol!"
"Tapi botol plastik tuh ga ecofriendly, Haechan."
"Ekoprenli ekoprenli apaan sih? Biasanya juga didaur ulang. Lo ga liat hiasan sekolah kita dari apa?"
"Apa?"
"Botol plastik."
"Emang iya?" Yuna menengok. Melihat pot gantung di lorong benar benar terbuat dari botol plastik.
"Wah gila, mata lo tajam juga."
"Enak aja! Lo kata mata gue silet?"
"Gue ngomong sampe situ aja enggak. Nuduhan banget sih lo? Dipuji padahal."
"Oh... Lo muji gue? Hehe."
"Ga tuh. Gue emang bilang tuh mata tajam. Liat. Tajam." Yuna menarik ujung matanya hingga membentuk satu garis, lalu menunjuk ujungnya yang terlihat tajam.
Haechan mengumpat, "Itu mah Yeji Hyunjin anjing!"
"He ngatain gue ya lo, nyet?!" Hyunjin memukul belakang kepala Haechan. Membuat Haechan nyaris terjatuh dan malah mengumpat.
"Jadi gimana?" tanya Yuna pada Jaemin.
"Kita skype ntar malem. Biar Somi bisa ikut setelah pulang. Kasian atuh, kecapekan entar," jawab Jaemin.
Yuna mengangguk, "Iya iya. Udah gih, Som. Sana latian. Semangat!"
Somi mengulas senyum. Tapi senyum itu berubah jadi tawa saat Haechan menyahut, "Neng, jangan jatoh jatoh lagi! Tiati!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bobrokers! ✔
Teen Fictionkelas yang isinya manusia kayak setan semua---kecuali Seungmin cast: baca ajalah, banyak soalnya kalo di absen:(
