72 - PENYESALAN RIAN

432 36 8
                                    

⛓️happy reading⛓️

...

Laskar di kaget kan dengan kemunculan Cakra saat dia berbalik usai menutup pintu ruang dokter, lelaki itu baru saja siap mengobrol dengan dokter yang nanti nya akan mengoperasi Maya.

"Sejak kapan lo di situ?"

"Gue udah dengar semua nya, lo benaran mau jadi pendonor?"

Cakra yang telah mendengar semua percakapan antara Laskar dan dokter tidak ingin berbasa-basi lagi, ini harus di bahas sekarang.

"Iya atau enggak, masalah sama lo apa?"

"Lo bakal ngorbanin diri lo sendiri?"

"Lo gak usa banyak tanya, gue tau kalau lo tau konsekuensi dari hal yang bakal gue lakuin."

Cakra menghela nafas, sikap Laskar yang tidak ingin di pedulikan membuat dia kesal, bahkan dia masih bersikap sekeras ini di saat kematian di depan mata.

"Bodoh"

"Gue nggak bodoh, gue ambil keputusan yang paling benar dan tepat saat ini, jadi lo diam."

"Lo punya gue buat di jadikan pendonor Kar, lo nggak lupa janji gue yang bakal bantu lo kan? otak lo kemana ha? lo kira Maya bakal senang saat dia sembuh, sedangkan orang yang paling dia ingin lihat itu mati?"

Laskar membuang muka dari Cakra, dia tidak ingin menatap wajah lelaki itu untuk saat ini.

"Ada otak nggak lo?" sambung Cakra lagi dengan nada emosional.

"Justru lo yang nggak berotak ! lo kira gue manusia apa ha?! lo kira gue setan yang mau dan tega liat lo mati?! gue bakal berusaha sendiri buat kesembuhan cewe-"

Laskar menggantung ucapan nya, merasa tersindir dengan perkataan yang dia ucapkan sendiri. Dia benar-benar lupa bahwa diri nya dan Maya bahkan sudah berstatus sebagai 'mantan'.

"Gue tau apa yang lo rasain Kar, tapi coba lo pikir, gimana hancur nya dia saat tau lo udah mati nanti?"

Laskar melirik arloji nya, pukul 18.30, sebentar lagi.

"Lo bisa pakai gue Kar" Cakra menepuk pundak lelaki itu.

"Oke, lo punya satu janji buat di tepati ke gue kan?"

Laskar menaikkan satu alis nya, menatap wajah Cakra dengan tatapan penuh arti, arti yang tidak bisa di simpulkan oleh Cakra sendiri.

"Iya"

"Gue minta satu hal sama lo, tapi lo harus tepati dan lakukan hal ini"

Cakra mengangguk untuk mengiyakan perkataan Laskar, dan janji seorang lelaki memang harus di tepati.

"Jangan ikut campur sama urusan gue, jangan maksa gue buat menjadikan lo sebagai pendonor buat Maya, gue harap sampai sini lo paham dan gua mau lo pergi." Laskar menuturkan segala yang ada di benak nya dengan penuh penekanan.

Cakra mengepal kan tangan, Laskar benar-benar membuat dia marah. Tapi lelaki itu tau, jika dia bersikap emosional di depan Laskar, lelaki itu akan lebih emosional lagi dari pada dia. Cakra menarik nafas, berusaha membuat diri nya setenang mungkin.

"Oke, kalau itu mau lo."

Cakra pergi meninggalkan Laskar, apa yang bisa dia lakukan setelah ini?

Lelaki itu keluar dari bangunan Rumah Sakit, menuju parkiran.

Sampai di parkiran, Cakra naik ke atas motor nya, diam di sana sebentar sambil berusaha untuk berfikir.

 LASKAR [ COMPLETE ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang