42 - PENSI

321 37 28
                                    

⛓️HAPPY READING⛓️

***

Maya menatap langit-langit kamar, masih dengan pikiran surat-surat aneh dan tentang Laskar yang dari pagi belum dia jumpai, seakan teringat sesuatu gadis itu turun dari kasur nya, lalu mengambil buku dimana dia menumpuk surat itu.

Apa akan bertambah menjadi tiga, atau masih tetap dua.

Dengan penuh rasa penasaran Maya membuka buku sejarah itu, lalu mulai membolak-balik halaman, mencari dimana dia meletak nya.

Namun benda pipih tersebut masih dengan jumlah yang sama.

Prang!

Fokus gadis itu mengarah ke kaca jendela, ada yang mengetuk nya dengan sangat keras, Maya terkejut, namun tetap berusaha tenang, dia tidak boleh panik untuk saat ini.

Gadis itu menuju jendela yang masih tertutup dengan langkah pelan, mata nya menatap amplop putih yang berada di bawah jendela, jika dia benar, pasti itu di selipkan lewat sela jendela, tapi siapa yang mau melakukan itu? ini di luar dugaan.

Maya berjongkok di bawah jendela, lalu mengambil amplop putih itu, rasa takut bersarang di hati nya, namun mau tidak mau dia harus melihat apa isi amplop tersebut.

Membuka amplop nya, Maya berpindah duduk dari lantai ke kasur, menjauh dari jendela yang sekarang tampak mengerikan.

Mata gadis itu membesar saat membaca isi nya, Maya berlari dari kamar nya, turun menuju lantai bawah, pikiran nya sekarang adalah bagaimana dia mendapat kan seseorang agar bisa menghilangkan rasa takut.

Bukh.

Lutut Maya mendarat kasar ke lantai, di sisi lain Bianca juga jatuh dengan beberapa buku nya.

"Kak Bi, maaf kak, aku nggak sengaja"

"Mangka nya lo kalau jalan liat-liat dong, berserak kan buku-buku gue" gerutu Bianca dengan nada kesal.

"Kakak baru selesai belajar?"

Bianca berdehem sebagai jawaban, "Lo sendiri? ngapain kek buru-buru gitu? kek habis liat setan aja"

"T-tadi a-ada tikus , iya tikus kak" elak nya.

"Tikus?"

Bianca melihat sekelilingnya.

"Tapi uda gak ada kok kak" Maya yang sudah paham situasi mulai mengalihkan perhatian Bianca dari tikus bohongan itu.

"Au ah, gue capek, ke kamar dulu"
Maya mengangguk, setelah Bianca tidak lagi nampak dari pandangan, gadis itu mulai menaiki tangga lagi, berusaha untuk memberanikan diri.

Maya sampai di depan pintu kamar nya, lalu masuk dengan segala keberanian, memeriksa setiap sudut kamar, lemari, kamar mandi, hingga kunci jendela agar semua benar-benar aman.

Apapun itu dia harus dapat menjaga diri nya, Maya naik ke kasur kembali, lalu menutup setengah tubuh nya dengan selimut, mengambil handphone dan membuka room chat Laskar.

Sejak tadi pagi lelaki itu tidak berkomunikasi dengan nya hingga detik ini, tidak ada yang dapat Maya rasakan selain rasa khawatir.

Laskar️♡

Kar

22.25

Tadi pagi nggak sekolah?
gue nggak ada liat lo sama
sekali hari ini.

22.25


menunggu balasan dari lelaki itu, Maya menghapal kan lagu yang akan di tampilkan nya besok.

 LASKAR [ COMPLETE ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang