45 - PENYIKSAAN

390 34 37
                                    

⛓️happy-reading⛓️

***

Nanda melihat list belanjaan yang berada di tangan nya, lalu memakai hoodie dan menyelipkan beberapa lembar uang seratus ribuan ke balik case handphone yang sekarang tengah dia pegang.

Lalu gadis itu beranjak keluar dari kamar dan turun ke lantai dasar, rumah ini tampak selalu sepi, sejak perceraian ayah kandung dengan bunda nya, Nanda jarang untuk tersenyum di rumah, terkadang bunda Nanda selalu mengajak gadis itu pergi ke makam ayah tiri nya, namun dia menolak.

Rasa nya tidak adil jika dia berkunjung ke sana sementara sampai detik ini dia belum mengetahui keberadaan ayah kandung nya.

Rendi juga sudah sangat sibuk dengan kuliah nya di luar kota.
Sebab itu mereka menjadi jarang bertemu.

"Bun, Nanda pergi dulu" setelah berucap begitu, Nanda keluar dari rumah, lalu mulai berjalan kaki ke pagar.

Dia tau jika saat ini Tiara sedang sibuk dengan pekerjaan nya, jadi lah dia tidak masuk ke ruang kerja, gadis itu tau jika kedatangan nya akan mengganggu konsentrasi sang bunda.

Jadi akan jauh lebih baik jika dia berpamitan dengan cara begitu.

Tempat Nanda akan berbelanja lumayan jauh dari rumah, tapi meski jauh, dia tetap memilih untuk berjalan kaki, karna memakai kendaraan membuat dia merasa bosan.

Nanda masih memikirkan tentang perjodohan itu, dia tidak ingin hidup terlalu monoton, dia bisa mencari lelaki sendiri, namun ini bukan atas dasar seperti itu, tapi untuk menyatukan dua perusahaan.

Alasan itu sangat memuakan bagi nya.

Hari sudah menunjukkan pukul 19.55, belum terlalu malam, namun jalan menuju swalayan memang terkenal sepi dan gelap, tapi jika sudah mendekati swalayan, suasana akan sangat ramai.

Nanda masih berjalan, namun entah kenapa dia merasakan ada yang tidak beres di sekitarnya, dia memperhatikan semua sudut halaman sepi ini, tidak ada apapun dan siapapun.

Dia mengusir semua prasangka buruk yang mulai meracuni pikiran nya, mungkin ini karna dia sedang banyak masalah, perempuan itu melanjutkan langkah nya, namun kali ini dia merasa firasat nya tidak salah lagi, di depan posisi dia saat ini, berdiri tiga orang lelaki berbadan besar yang nampak nya seperti preman, sial nya lagi, dia dan mereka hanya berjarak beberapa langkah.

Nanda menguasai diri nya, dia sangat khawatir dengan kemungkinan terburuk yang bisa dia alami detik ini juga, gadis itu memang terlatih dalam ilmu beladiri, namun dia ragu untuk dapat melawan tiga lelaki besar seperti itu.

Perlahan kaki gadis itu mulai melangkah mundur, dia berharap lelaki di depan nya ini tidak melihat atau menyadari keberadaan nya terlebih dahulu, Nanda yakin mereka bukan manusia baik-baik.

Berjalan perlahan ke belakang, lalu Nanda berbalik.

Namun saat dia membalik, mata nya malah menangkap sosok lelaki yang ukuran badan nya tidak jauh berbeda dari tiga lelaki tadi, apa-apaan ini?.

Kenapa malah menjadi empat?

Nanda beranjak pergi dari hadapan lelaki mengerikan ini, namun tangan nya di tahan oleh lelaki itu, tangan Nanda yang memang tidak seberapa dengan tangan kekar itu berusaha memberontak.

"Lepasin tangan gue!"

Nanda memasuk kan handphone nya ke saku hoodie.

"Benar bro mangsa lewat, bening lagi, pasti bos senang ni" seru salah satu preman dari belakang.

Nanda memperhatikan mereka satu persatu, bos? apa maksud nya.

Siapa bos yang mereka maksud.

"Kalau beruntung kita bisa nyicip, ya nggak?"

 LASKAR [ COMPLETE ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang