Hari Jumat ini, Atlanta High School seperti biasa mengadakan senam bersama. Tempatnya di aula depan. Tepat jam delapan harusnya sudah dimulai, tapi gara-gara brekele Reval cs. Pak Uje dan beberapa guru lain harus kejar-kejaran dulu. Sampai jam sembilan gini belum juga dimulai.
Alih-alih ikut baris dengan yang lain. Empat brekele itu malah masang lagu dangdut koplo di speaker TU. Membuat sebagian murid Atlanta ikut bergoyang dan bersenandung ria. Sebagian laginya memilih ngacir ke kantin, atau berjoget ala balet.
Adhis, bukan salah satunya. Ia lebih memilih duduk di ranjang UKS dengan alasan 'usus lambung kambuh'. Sementara Deris tak tau itu alibi. Ia lebih memilih menunggu di pojok aula ditemani Evan yang sibuk berkenalan dengan murid lain.
Ceklek
Suara pintu UKS dibuka dari luar, Adhis buru-buru memejamkan matanya. Beruntung Mba Enur--penjaga UKS tidak bisa datang. Jadi, ia tidak ketahuan kalau berbohong.
"Anjir malah ikut ke sini lo, cari tempat lain sana!"
"Ih, Pak Uje dah deket. Nanti kalau gue keluar ketauan."
"Dari pada bareng-bareng ketauan, susah kabur lagi goblok. Kalau satu ketangkep gampang kaburnya. Dah, cepet keluar!"
Helaan nafas terdengar. Detik kemudian suara pintu dibuka dari dalam juga terdengar. Adhis berusaha untuk tidur dibalik tirai.
"Mager banget ikut senam, mending molor," celetuk suara serak basah itu lagi. Suaranya terdengar tepat dibalik tirai ranjang Adhis.
Atau tepatnya di ranjang satu lagi sebelah tirai.
"Sial, mau merem aja cabe masih gue pikirin. Kemaren pake pulang sama om-om."
Adhis terusik lagi. Ia menggeliat kecil di ranjang.
"Stok bujang di Indonesia abis APA?!"
"ANJING!!"
Fine. Adhis mengubah posisi tidurnya menjadi tengkurap dengan selimut membungkus seluruh tubuhnya.
"PAKE NGEPOIN CHAT GUE BUAT SINDU LAGI!"
Eh??
🌚🌚🌚
"Nyamannya gitu, Lan. Dari pada tiga Minggu itu libur bimbingan OSK kimia. Perihal pemilihan ketua OSIS dua Minggu lagi dan dua Minggu kemudian lomba olimpiade tahunan Atlanta---"
"Olimpiade tahunan Atlanta?" potong Elan.
"Iya, pengumumannya habis senam."
Elan mengangguk paham.
"Balik lagi ke OSK kimia lima bulan lagi, dari pada bimbingan libur lebih baik belajar mandiri, kan?"
Elan diam sebentar, berpikir. "Belajar mandirinya cuma dari buku-buku referensi, Pak? Kalau ada anak yang ga paham dan udah nyari di internet gimana?"
"Makannya bapak bikin patner belajar. Sebangku tempat duduk patnernya. Kalau urusan ga paham, bapak bakal bikin Vidio penjelasan sendiri. Dan, boleh ko langsung tanya ke Bapak, tapi jangan personal."
"Buat grup?"
Guru kimia sekaligus pembimbing OSK kimia mengangguk kecil. Ia menepuk pundak Elan pelan, seperti biasa memberi semangat. "Kamu yang buat grupnya. Tinggal add Bapak aja. Sampein ke yang lain. Oh, semangat juga nanti pemulihan ketua OSIS."
Senyuman tipis Elan sebagai tanggapan. Setelah guru kimia itu berjalan pergi, ia segera berbalik, menuju aula kembali. Sekilas memandang jam tangan yang menunjukkan pukul 9.30.
🌚🌚🌚
Evan : Adhis ada di UKS, tadi ga ikut senam
Evan : acie nyariin ... bunga-bunga cinta bermekaran ....
Evan : ga ada oncom ga ada dapros, tiba-tiba gas aja lo. Fighting^^
Tentu saja, Elan hanya membaca chat itu. Kemudian berjalan langsung ke UKS setelah meneguk air mineralnya. Pamit pada Ryan--teman sekelasnya, karena tadi pergi ke kantin bersama setelah senam. Lalu berjalan menuju UKS.
Namun, saat hendak membuka pintu UKS. Pintu itu tiba-tiba dibuka dari dalam. Bukan muncul sosok gadis mungil berponi yang dijuluki SI A, tapi si ketua geng Zargilos.
Elan mengernyit kecil. Sementara Reval sudah berjalan mendahuluinya dengan langkah santay.
Ia membuka tirai, matanya tertuju pada gadis yang tidur di ranjang dibalik tirai.
Atau ... lebih tepatnya pura-pura tidur.
"Minta WA lo," celetuk Elan tanpa basa-basi. Karena orang beneran tidur ga mungkin menghasilkan gerak lebih dari lima kali.
"Dah, jangan pura-pura tidur."
Adhis spontan menyibak selimut yang membungkus tubuhnya. Lalu duduk dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Buat grup WA OSK kimia. Karena bimbingan diliburin 3 Minggu, dan lo jadi patner belajar gue," jelas Elan. Tangannya menyodorkan ponsel pada Adhis.
Adhis menghembuskan nafas pendek, mengambil ponsel itu dan mengetikkan nomornya di sana.
"Balik sekolah pulang bareng gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Si 'A'
Teen Fiction-Dia yang tak bersuara, penuh teka dalam lara- Berikut daftar keanehannya itu : 1. Notebook, yang isinya gambar liar adalah harta karunnya. 2. Rumput belakang sekolah, yang dikunjungi saat bel istirahat adalah surga dunianya. 3. Perkedel kentang, ya...