54. Pohon Lentera Untuk Si A

195 24 12
                                    

Maaf ngeghosting:( Soalnya emng hilang selera BGT buat ngetik:)

btw ... MAKASIH BANYAK-BANYAKK BUAT YG SUDAH BERTAHAN WALAU DIGHOSTING BERBULAN-BULAN^_______^

ASLI, sayang banget sama yg masih nyimpen cerita Si A ini di perpus walau hampir usang<3 JADI, Bab 53 dipersilahkan 'tuk baca ulang^______^

-

BAB 54:

Pohon Lentera Untuk Si A

-

Dua pasang langkah kaki tergesa, kalung dengan embel-embel izin menggantung bergoyangan dengan tas naik-turun tak karuan mengisi koridor serba putih berbau khas obat-obatan.

Grup: 'PECINTA BERGEDEL GRATISAN'

Elan: di RS Mitra seminggu lalu

Pemicunya satu pesan itu, membuat si gadis rambut pendek berlarian sambil menyeret makhluk bernama Evan Geovani. Membuat si cowok terus berteriak meminta penjelasan, tapi terus tak direspon.

"Woi, Ris! Tenang dulu elah, siapa yang sakit? Jawab dulu. Gue bingung harus ekspresiin paniknya ke siapa!"

"Asli, lu nyebelin. Untung suka, rela dah Panjul ditarik-tarik gini."

"Mana sok-sokan keluar pake surat izin. Sengaja, ya, lu biar nanti ada alesan gak balik lagi ke sekolah."

"Padahal nanggung lho, dua puluh menit lagi bel pulang."

"Culik hatinya juga dong, Kak. Masa raganya doang ...."

"Diem bege, Adhis seminggu lalu masuk sini!" sentak Deris. Akhirnya merespon, karena jengah mendengar ocehan itu.

"APAA?!!"

Deris yang tengah menarik seragam Evan jadi mendelik kala bobot tubuhnya diangkat cowok itu ala bridal style lalu dibawa lari begitu saja. Membuatnya secara naluri melingkarkan tangan pada leher Evan.

"TURUNIN, VAN, TURUNIN GAK! IYA GUE GAK TARIK-TARIK LAGI AMPUN!"

"Urgent, Ris! URGENT INI!"

"MODUS IYA LU!"

Mereka sampai di ujung koridor. Evan baru berhenti. Pelipis cowok itu sudah banjir keringat, bahkan sampai mengenai seragamnya-


"Kamarnya nomer berapa, Ris?"


-dan cowok itu tanpa dosa baru menanyakan 'kamar nomer berapa?'.

ni anak minta dibebek.


"UDAH SAMPE UJUNG GINI LO BARU TANYA SERIUS, PANJUL?! BALIK AJA BALIK SONO SETRIKAAN OMA BANYAK!"

Evan hanya cengengesan kecil. Langsung mengeluarkan jurus membujuk Deris -dengan permen caca- sampai akhirnya mau dirangkul juga dan menariknya menuju ruangan inap Adhis.


Si 'A'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang