part ini ada dua kejutan^_^
🌚 { 51 } : Anak Panah
Terus menekan-nekan kipas angin mini berlampu, Elan menghampiri anak gadis yang dari kejauhan tadi menunduk dalam memegang mangkuk duduk di atas kursi kayu pinggir jalan.
Padahal udah hampir tengah malam, orangtuanya kemana?
Memasukkan kipas mini itu ke saku celana jeans, ia mengambil sumpit anak kecil yang ada di dalam mangkuk.
Tepat saat anak kecil itu mendongak, Elan tersenyum samar sebelum memulai aksinya.
Hap!
Nyamuk ditangkapnya memakai sumpit dengan sekali gerakan.
"L-lagi."
Elan tersenyum tipis mendengarnya, duduk di samping anak kecil itu.
Matanya fokus memandang lekat nyamuk yang terus mengeluarkan suara di depan mereka.
Hap!
"Kasih paham nyamuknya biar kerja sama gak gigitin peri kecil," kata Elan sambil memandang lekat nyamuk yang ditangkap memakai sumpit tadi.
Anak kecil itu menoleh, "Kakak kena mental?" tanyanya.
"Hm," gumamnya sambil membuang nyamuk. Meski agak geli sendiri mendengar itu. "makannya ajak ngobrol."
"Ciri-ciri orang dewasa galau." Anak kecil itu menggeleng kepala. "Emang mau ngobrol apa, Kak?"
"Maunya apa?" tanya Elan balik. Mengelap sumpit dengan kaos oblong birunya kemudian diberikan pada anak kecil itu lalu kembali bersuara, "Cuci yang bersih."
"Masih bersih itu belum dipake, harusnya Kakak yang cuci." Anak kecil itu memandang mangkuknya yang kosong, hanya tersisa bumbu dibagian tepi.
Elan melihat itu lalu beralih pada mie dan suwiran ayam di tanah.
Ia jadi ingat dulu mau makan banget mie ayam. Pas udah kebeli eh, malah tumpah.
Padahal udah ngumpulin duit jualan tas dari plastik teajus buat makan mie ayam.
Keselnya sampe ke ubun-ubun.
Mangkuk cap ayam sampe ia maki-maki waktu itu.
Sebenarnya agak miris kalau diingat.
"Kakak, itu apa?"
Elan mengerjap. Mengikuti arah pandang anak itu. Ia membungkuk meraih benda kecil yang terjatuh disaku celana. "Kipas mini. Cakep ya, ada lampu tumbler tiap sisinya?"
"Iya, aku mau coba dong. Gerah, habis dapet cobaan hidup tadi," cibir mulut kecil itu. Mangkuk bekas mie ayam ia taruh ditengah-tengah mereka.
Elan terkekeh, "Nih, tinggal pencet aja tombolnya."
"Yang atas? Duh, silau, Kak!"
"Itu mah buat nyalain lampu, ini loh yang paling bawah." Elan menunjukkan. "Kalau yang tengah buat ganti warna lampu."
Anak kecil itu mengangguk antusias. "Oh iya, iya. Aku ngerti!"
Elan mengusap puncak kepala anak kecil itu, detik kemudian menaikkan sebelah alis melihat punggung familiar di depan sana.
Punggung yang membelakanginya itu mengeluarkan sesuatu dari tas seperti ... pakaian?
Lalu menggantinya begitu saja persetan dengan orang lewat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Si 'A'
Teen Fiction-Dia yang tak bersuara, penuh teka dalam lara- Berikut daftar keanehannya itu : 1. Notebook, yang isinya gambar liar adalah harta karunnya. 2. Rumput belakang sekolah, yang dikunjungi saat bel istirahat adalah surga dunianya. 3. Perkedel kentang, ya...