"Kenangan buat pengalaman, bukan hanya terhanyut dalam pikiran."
°
°
°Adhis melihat jam warna putih yang melingkar ditangan menunjukkan pukul 11.30 malam. Namun, bola matanya masih membesar. Tanda belum mengantuk. Ia terdiam sejenak, mengambil notebook kecil dan pensil yang biasa dibawa. Lalu bangkit dari duduk. Membuka pintu kamar dan menutup perlahan. Kemudian berjalan cepat ke arah pintu samping rumah.
Setelah berhasil keluar rumah, Adhis berlari sampai ke gerbang rumah. Terlihat pak Harto tertidur di depan posnya. Dengan hati-hati membuka gerbang besar dan menutup kembali.
Keluar tengah malam dengan rambut panjang sepunggung tergerai, dilengkapi poni di atas mata. Bibir pias tanpa liptin. Baju tidur berlengan pendek berwarna putih polos. Berjalan tanpa alas kaki. Mungkin orang lewat akan mengiranya kunti?
Adhis terus berjalan tanpa arah sekitar sepuluh meter dari rumah. Kalau biasanya tengah malam hanya melamun tak jelas dalam kamar. Kali ini ia ingin mencari udara dingin di luar.
Hingga sampai di depan rumah tua, di mana ada kursi panjang di sana. Adhis duduk untuk mulai menggambar.
Kali ini bukan menggambarkan perasaannya yang badmood. Melainkan siapa orang yang buat perasaannya badmood.
Membuka notebook dan menggenggam pensil. Dalam lembaran putih dengan angin yang mulai berhembusan menusuk kulit. Tangan Adhis mulai menari lincah di sana, membentuk sebuah gambar. Tak sadar sejak tadi alunan nada piano mengiringi.
Adhis membetulkan pensil. Memberi polesan sedikit untuk alis, gambar orang yang mengaku 'papah' itu hampir selesai.
Adhis tersenyum miring. Ternyata papah lebih jelek kalau lagi marah.Adhis tersadar, telinganya menangkap gelombang telinga alunan musik ... piano. Ia berdiri dan berbalik. Suara alunan nada piano berasal dari dalam rumah tua di belakang.
Apa yang ini benar ... Mbakunti yang lagi main piano? Mungkin mengekspresikan perasaan gamonnya?
Adhis berjalan mendekat ke arah belakang. Perkarangan rumah tua ini bersih walaupun seperti tidak berpenghuni. Dan lumut yang menempel pada tembok seperti rumah tua pada umumnya pun tidak ada.
Adhis mengernyit di depan jendela besar rumah tua ini. Kala dibalik gorden seorang lelaki familiar tengah memainkan piano.
Tinggalkan setitik jejak ya....
Up ajah deh walaupun 339 word. Maacih dah baca. (Emot lope-lope banyak warna-warni)
KAMU SEDANG MEMBACA
Si 'A'
Novela Juvenil-Dia yang tak bersuara, penuh teka dalam lara- Berikut daftar keanehannya itu : 1. Notebook, yang isinya gambar liar adalah harta karunnya. 2. Rumput belakang sekolah, yang dikunjungi saat bel istirahat adalah surga dunianya. 3. Perkedel kentang, ya...