3. GENG ZARGiLOS

723 111 15
                                        

"Ada dua fakta dari orang nakal. Satu, butuh perhatian. Dua, butuh hiburan."

°
°
°

Cafe yang terletak lima meter di belakang sekolah itu bernama Kentang Manis, dimana nama Cafenya diberi karena si pemilik katanyabberwajah kentang, tetapi manis. Cafe ini tempat biasa geng Zargilos nongkrong. Bukan semacam geng motor yang jago baku hantam, penguasa sekolah, apalagi penguasa jalanan. Melainkan empat orang yang terkenal kasar, gelo, dan hoby bolos.


Karena menurut mereka sudah tidak zaman geng motor begituan, tauran ga jelas dan baku hantam yang berujung babak belur dan meresahkan pak Uje--guru BP dan warga Atlanta. Padahal hoby bolos dan perlakuan kasarnya itu meresahkan. Sekarang saja baru masuk jam kedua pembelajaran udah cabut dari sekolah.

Cowok berjaket hitam, menggunakan anting ditelinga kiri, yang tengah duduk membenarkan tali sepatu di atas aspal parkiran Cafe. Mengumpat kasar saat seseorang menubruknya dari samping.

Cowok berjaket hitam itu--Reval Cartizo. Si ketua geng Zargilos berdecak, detik kemudian menoleh sempurna ke samping kanan. Menatap keranjang belanjaan berisi sayuran di tangan kanan gadis tadi yang menubruknya.

"Ambil," suruh Reval. Namun, yang disuruh malah mengucek-ngucek mata sembari menguap berulang kali. Mana mangap lebar banget mulutnya. Ia mendongak--beralih menatap wajahnya.

 Ia mendongak--beralih menatap wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HEH!" teriak Reval geram.

Sampai Sindu, si minoritas dijuluki ratu buly, yang tengah duduk meminum alkohol di kursi luar Cafe menoleh ke arah mereka. Gadis itu salah satu sahabat Reval. Satu-satunya perempuan dalam geng Zargilos.

Reval semakin geram karena yang diteriaki lagi-lagi menguap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reval semakin geram karena yang diteriaki lagi-lagi menguap. Kali ini lebih lebar.

"Ngantuk bener." Gadis penubruk itu berkata lempeng tanpa bersalah.

Reval berdiri dengan memakai sepatu sebelah tanpa kaus kaki yang membalut kaki kanan. Matanya menyorot tajam si gadis penubruk.

"Ambil sepatu gue."

Si 'A'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang