Suka part panjang apa pendek? Alasannya?
°
°
°"Buat ngehapus luka dalam hati. Seandainya ga ada bahu untuk bersandar, ga ada telinga buat dengerin, ga ada uluran tangan buat bantu bangkit, dan ga ada yang ngerti perasaan kamu."
"Memang ga masuk akal, tapi ... itu bisa menghapus gambar kondisi perasaan buruk yang kamu buat."
Adhis refleks membuka kelopak mata dan berdiri sembari mengulurkan kedua tangan ke depan.
"Ngapain lo? Jadi vampir?"
Adhis menoleh pada sumber suara disebelahnya. Ia baru ingat bahwa sekarang tengah pembimbingan OSK, tapi ... semua orang kemana?
"Molor terus, niat ikut lomba ga, sih?"
Adhis mengedarkan pandangan sekeliling. Di ruang lomba ini cuma ada dia dan cowok yang selalu ketemu di pemakaman?
Ga beres.
"Dah pada pulang setengah jam lalu. Guru kimia bangunin lo susah amat. Kebo dasar," umpat Elan tak habis pikir. Kalau dia tak terpaksa disuruh guru kimianya untuk mengajarkan materi tadi ke gadis tanpa suara ini, udah pulang dari tadi.
"Cuci muka sono, biar cepet kelar gue ngajar materi tadi." Elan menarik pelan tangan Adhis agar keluar kelas--pergi ke kamar mandi.
"Cepet, jalannya jangan lelet. Gue punya banyak urusan."
Samar-samar Adhis yang sudah keluar kelas mendengar ocehan itu. Ia tak kesal, hanya saja sedikit khawatir. Kalau ketahuan papah kejadian ini bisa jadi malapetaka baru.
💃💃💃
"Perhatiin soal, jangan perhatiin gue," sindir Elan tanpa melihat wajah gadis tanpa suara itu. Masih menunjuk soal dari guru kimianya.
Adhis berkedip beberapa kali. Bukannya menatap cowok itu seolah suka. Namun, ia tak habis pikir otaknya bisa seencer itu.
Dia pintar karena mau dan bisa. Berbanding terbalik dengan Adhis. Pintar hanya menuruti permintaan sang papah juga ... membalas nyinyiran orang yang membencinya. Ya, ia membalas dengan prestasi agar bisa membungkam mereka-mereka yang menyakiti.
Elan beralih menatap wajah gadis tanpa suara itu lalu memajukan wajahnya untuk menatap lekat mata coklat gadis bername tag 'A'. "Mata lo tajem, lo pasti bisa. Yo fokus."
Mata Adhis membulat.
"Hei, ayo fokus." Elan mengibaskan tangan kanan pada wajah Adhis.Adhis buru-buru melihat soal OSK kimia. Padahal cukup paham tanpa harus dijelaskan. Ia hanya berpikiran ngelantur sampai tak fokus.
Elan yang tadi berdiri kembali duduk. Melihat bagaimana gadis tanpa suara itu menyelesaikan soal dengan memilih rumus sulit dan berhasil menemukan jawabannya.
"Besok lo dihukum suruh ngepel," ucap Elan yang sedari tadi diam melihat gadis itu menyelesaikan soal. Ia membereskan buku-buku dan memasukkan ke dalam tas.
Adhis yang masih menyelesaikan soal. Tangan kirinya mengacungkan jempol tepat di depan wajah Elan tanpa menatapnya. Dengan cepat cowok itu menurunkan jempolnya.
Setelah menyelesaikan soal, Adhis buru-buru membereskan buku dan pergi ke luar sekolah. Pasti supirnya sudah menunggu dari tadi. Ia berhenti tepat di depan gerbang. Namun, tak ada mobil sang papah. Detik yang sama, ponsel dalam saku seragam berbunyi--tanda pesan WhatsApp masuk.
Supir : Tuan ga ngizinin saya jemput, Non.
Supir : Maaf ya, Non.
Adhis menghela nafas pendek. Kalau begini jadinya tadi ia tidak menolak ajakan Deris naik mobil mamahnya. Toh, gadis itu setia menunggu sampai bimbingan selesai, karena ada tugas kelompok yang dikerjakan di sekolah.
"Naek bis."
Suara itu mengalihkan pandangannya dari ponsel. Detik kemudian mengikuti jalan cowok bername tag Elan Saloka itu. Sebenarnya ia belum pernah naik bis, karena dilarang papah, tapi kali ini ... entahlah. Pasti papah sudah tau kejadian pas pembimbingan.
Adhis berjalan cepat mendahului Elan masuk ke bis. Membuat cowok itu memandangnya heran. Ia duduk di bangku kanan dekat jendela paling belakang. Sementara Elan, duduk di bangku pojok kirinya.
Adhis memasang earphone, bersenandung dalam hati. Ini kedua kalinya ia naik bis. Terakhir lima tahun lalu pas kejadian ia kabur dari rumah hampir tengah malam diusia sepuluh tahun.
Tinggalkan setitik jejak ya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Si 'A'
Fiksi Remaja-Dia yang tak bersuara, penuh teka dalam lara- Berikut daftar keanehannya itu : 1. Notebook, yang isinya gambar liar adalah harta karunnya. 2. Rumput belakang sekolah, yang dikunjungi saat bel istirahat adalah surga dunianya. 3. Perkedel kentang, ya...