URRRR SAHURRR UR SA-SAURR
Utang dua part lagi Minggu kemaren🙃. Minggu ini beneran seminggu up 4× deh.
Maapken nya mbaknya. Enol 2 hari kemarin sakit soalnya hehe. Puasa sampe asar doang🙃
•
•
•Deris : gue di perpus kota dhis, nemenin Panjul Keja paruh baya
Deris : lo mau kesini?
Deris : aturan tadi bareng aja
Adhis : iy ris
Adhis beralih chat personal lain. Membuka kontak supirnya lalu mengetikkan pesan di sana.
Adhis : perpus kota
Ia memasukkan kembali benda pipih itu ke saku rok. Lalu berjalan lagi ke arah gerbang sekolah. Dimana tepat mobil papahnya datang.
Iya, Adhis ngechat orang sesingkat itu. Lebih lagi orang yang udah tau tabiatnya.
Supirnya itu pasti langsung paham.
"Ke perpus kota dulu, Non?" tanya supirnya ketika Adhis sudah duduk di belakang mobil. Adhis hanya mengangguk samar.
Tak lama, supirnya menancapkan gas. Mengerti kebiasaan anak majikan itu, ia membukakan kaca mobil.
Adhis menarik nafas dan menghembuskannya perlahan dengan mata tertutup. Jalanan tak padat seperti biasanya, angin sore pun menerpa rambut panjang sepunggung yang tergerai. Membuat perasaan tenang seketika.
Tiba-tiba terdengar suara motor mendekat, Adhis masih memejamkan mata dengan kepala bertumpu pada kaca jendela yang terbuka. Detik kemudian tersentak, kala hidungnya ditarik kasar.
Ia menegak, menatap datar si jaket denim hitam itu. Lagi-lagi mengusiknya. Belum cukup apa di sekolah mengikuti Adhis terus?
Sampai murid lain semakin banyak yang membully Adhis dan menatap sinis terang-terangan karena Reval terus mendekatinya.
Pasal semalam, Adhis benar-benar khilaf. Ia hanya terjerumus buku sialan itu yang katanya orang jatuh cinta butuh sembilan menit sampai empat detik untuk merespon apakah dia benar jatuh cinta atau bukan.
Adhis ga bener-bener cinta sama si ketua geng Zargilos itu. Karena ... ini memang pertama kalinya ada laki-laki yang mendeti dirinya.
Ya ... cowok se-'anti' itu sama Adhis. Gitu juga sebaliknya.
Sama cewek aja risih apalagi cowok?
"Hidung lo mancung ke dalem, ya?"
Celetukan kurang ajar Reval di atas motor yang masih mengikuti mobil Adhis, membuatnya berhenti bergulat dengan pikiran sendiri. Ia mengalihkan wajah menghadap depan.
Mobil berhenti. Begitupun dengan motor besar Reval. Adhis agak mencondongkan diri melihat kaca depan mobil. Ternyata lampu merah.
"Tumben ga pake liptint, Dhis?" tanya Reval lagi, kini tangan kanannya menumpu kaca mobil Adhis yang terbuka. Membuatnya agak menggeser duduk. "Biar lebih manis, ya?"
Adhis berdecih. Mengambil liptint yang juga disimpan di saku rok lalu membuka tutupnya. Hendak memakai namun suara celetukan kurang ajar kembali terdengar.
"Yakin mau make? Yakin ga mau dibilang 'lebih manis' dari gue?"
Ia menatap tanpa ekspresi Reval. Mendekat ke arah kaca mobil lalu mengoles asal hidung cowok itu agar diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si 'A'
Teen Fiction-Dia yang tak bersuara, penuh teka dalam lara- Berikut daftar keanehannya itu : 1. Notebook, yang isinya gambar liar adalah harta karunnya. 2. Rumput belakang sekolah, yang dikunjungi saat bel istirahat adalah surga dunianya. 3. Perkedel kentang, ya...