part 73

2.6K 133 22
                                    

Semua tubuh nya basah akibat hujan yang mengguyur sangat lebat,gadis itu terisak dengan air mata yang keluar dari matanya bercampur dengan air hujan yang terus saja mengenai tubuhnya gadis ini terus saja memeluk batu nisan itu.

Suara petir semakin bergemuruh, tapi gadis ini tidak bangkit dari posisi nya sekarang ia tengah memeluk batu nisan yang bernama Aldo Adijaya bin Anton Adinaya.

Air mata yang terus saja membasahinya di tambah air hujan yang turun sangat deras,mata nya sudah memerah akibat menangis kapan air mata ini jatuh karena kebahagiaan bukan karena kesedihan yang terus-menerus mengalir.

"Maafin aku, andai kamu gak nolongin aku mungkin kamu gak kaya gini,hikss"ucap nya tangisannya pecah begitu saja membiarkan nya dia sudah tak kuat lagi,suara tangisan beringin dengan petir bergemuruh,sambaran kilat yang tidak membuat nya menjadi pergi meninggalkan tempat ini.

Dia masih merindukan sosok laki-laki itu tapi sayangnya dia tidak bisa bertemu mendekap erat tubuh nya,dia udah gak ada hanya tinggal kenangan yang hanya tertinggal bersama Kinan.Tubuhnya bergemetar hebat, tubuh kecil nya tak bisa menahan rasa sakit ini.

Kinan menepuk dadanya yang terasa sakit dan sesak,tapi ikhlas tidak ikhlas dia harus ikhlas karena ini adalah takdir Tuhan yang sudah di garis kan untuk mereka, tapi boleh kah Kinan berharap kalau keajaiban itu ada untuk nya, agar dia bisa bersama Aldo kembali.

"Nan udah Lo bisa skait dan Aldo juga bakal sedih karena lo."ucap Dita mengusap bahu Kinan menguatkan sahabat nya, sahabatnya rapuh dia tidak menyangka kalau Kinan akan benar-benar seperti ini.

"Kenapa gak gue aja yang mati,kenapa harus Aldo."lirih Kinan.

"Ini takdir Nan, takdir Tuhan yang harus kita terima."balas Nadia.

"Gue belum ikhlas."lirih Kinan

"Gue tau melupakan seseorang tidak semudah membalikkan telapak tangan,gue yakin seiring berjalannya waktu Lo bisa lupain Aldo."ucap Nadia memeluk tubuh Kinan yang rapuh.

"Gue belum bisa Nad gak bisa terlalu sakit ,gue sayang sama Aldo...gue gak yakin kalau gue bisa seperti dulu lagi."jawab Kinan.

"Gue tau,Lo harus sabar gue yakin Lo bisa melewati semua ini..."ucap Nadia.

"Kita pergi yah Nan nanti kita kesini lagi."ucap Dita mencoba untuk membantu Kinan berdiri.

"Aku pergi dulu ya, nanti ku kesini lagi kalau udah gak hujan kita liat senja."lirih Kinan mengusap air matanya yang terus saja mengalir dari matanya.

•••

Kinan diantar oleh kedua sahabatnya menuju rumah nya,setelah sampai Kinan masuk kedalam rumahnya beberapa hari mereka berubah mereka yang jarang menyambut kehadirannya kini menyambut nya dengan kasih sayang.

Tapi sekali lagi Kinan tegaskan,ada yang kurang dalam kehidupannya orang yang selalu mendukung nya untuk tetap bertahan, menyemangati nya untuk bisa kembali bangkit itu udah gak ada.

Dan sekarang yang bisa Kinan lakukan hanya berdo'a di campuri dengan Isak tangis di dalam nya,rasa rindu yang tak akan pernah bisa untuk bertemu,rasa sakit yang terus saja menggerogoti hatinya.

"Kinan kamu basah,kenapa tidak berteduh dulu sayang."ucap Kania sambil mengusap Kinan denagam handuk tapi Kinan dia hanya diam tanpa berbicara sepatah kata pun matanya merah karena terus menangis.

Sekarang Kinan mendapatkan kebahagiaan yang tidak pernah ia sangka dari keluarganya tapi kebahagiaan yang selalu menemaninya selama ini gak ada,salah satu kebahagiaan yang dia ingin kan datang tapi kenapa salah satu kebahagiaan yang ada untuk nya setiap saat itu udah gak ada dia pergi tanpa pamit padanya.

K I N A N √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang