Hari ini adalah hari ke tujuh setelah pesawat RJA 199 itu terjatuh, tim SAR sudah menyatakan kalau tidak ada yang selamat atas peristiwa naas itu, tangisan, jeritan hati tentu saja menaungi keluarga korban berharap bahwa ada keajaiban dari semua ini, begitupun dengan Aldo yang berharap masih ada harapan untuk Kinan kembali padanya.
"Pergi!"
"Al dengerin ak.."
"Pergi dan gak usah kembali lagi.''
"Aku bakal pergi dari kamu,aku gak akan pernah cari kamu Al.Aku janji bakal pergi dari kamu dan gak akan pernah kembali kecuali kamu meminta aku untuk datang kembali."
"Argh!" erang nya, sambil menjambak rambutnya prutrasi.
Dadanya terasa sesak, separuh hidup nya rasa nya tidak ada. Rasanya dia hanya setengah hidup di dunia ini. Penyesalan selalu menghantuinya saat ini siang, malam bayang-bayang penyesalan selalu membuat nya ingin cepat mati.
Rindu itu selau menghantui nya tidak ada yang bisa ia lakukan sama sekali bahkan dia tidak bisa menemukan apapun mengenai Kinan, saat tim menyatakan tidak ada yang selamat dari kecelakaan naas ini, Aldo selalu mengurung dirinya dikamar, matanya sembab karena terus saja mengalir dengan air mata, kantung mata nya menghitam karena dia jarang tertidur sama sekali, tampilannya acak-acakan bahkan seperti orang gila tapi ia sama sekali tidak menghiraukan nya.
"Kinan,maafin aku--" lirih laki-laki menatap jendela kamarnya, dia ingat betul saat beberapa waktu yang lalu di luar sana Kinan menunggu nya untuk menjemputnya, Kinan menunggu untuk Aldo bisa membawanya dan memeluk nya memberikan kehangatan pada gadis itu.
Mata sayu yang ia lihat saat itu, mata teduh yang selalu membuat hatinya tenang, bibir yang jarang tersenyum bahagia tapi dia ingat betul saat gadis itu tersenyum kearahnya, sangat cantik.
"Maafin aku Nan, aku memang bodoh sangat bodoh sampai aku bisa ngelakuin hal itu--"
Kehancuran, penyesalan seolah datang padanya secara perlahan. Aldo berjalan keluar kamarnya rumah ini terlihat sepi bahkan sangat sepi dia berjalan menuruni anak tangga saat itu disini diruang keluarga Aldo menghancurkan Kinan dengan ucapannya sendiri.
Mengungkapkan hal yang sama sekali tidak pernah terbayangkan didalam benaknya. Di tempat ini, tempat yang paling menyakitkan menurut nya. Dimana saat dia mengusir Kinan, dimana saat dia menyuruhnya untuk pergi menjauh bahkan sangat jauh bahkan tidak terlihat lagi.
Menyesal karena hal itu, buat dua menyesal karena pada akhirnya dia juga tidak bisa melakukan apapun kecuali ada mesin waktu yang membawanya untuk bisa pergi ke masa lalu.
Aldo mengusap kembali air matanya yang kembali meluruh, dadanya yang terasa sesak dan panas. Hatinya yang hancur saat ini, kondisinya yang sangat buruk tidak memungkinkan dirinya untuk bisa mengubah semua ini.
Pintu itu terbuka membuat dia menoleh membuat cahaya dari luar masuk ke dalam mata, cahaya itu seolah menyakiti matanya selama ini karena dia selau hidup dengan kegelapan.
"Aldo lo Aldo?" tanya laki-laki bertubuh jangkung itu menghampiri sahabat nya.
"Iya jelas dia Aldo bego!" sinis Alfin.
"Gue gak ngeliat selama satu Minggu, lo gak papa kan?" tanya Juan.
Aldo mendelik tajam kearah Juan, apa katanya dia menanyakan apa dia baik-baik saja jawabannya tidak bahkan sama sekali tidak! Apakah laki-laki ini buta bahkan dengan kondisi nya sekarang dia sudah bisa di katakan dalam keadaan tidak baik-baik saja.
"Al lo mau ikut kerumah Kinan?" tanya Alfin, Aldo menatap kearah Alfin dengan sendu berharap ada kabar baik tentang Kinan, berharap gadis itu kembali."buat pengajian tujuh hari almarhumah Kinan, ya walaupun jasadnya belum teridentifikasi--"
KAMU SEDANG MEMBACA
K I N A N √
RandomREVISI KALAU LAGI MOOD, BANYAK TYPO MAAF YA GUYS! Siapa aku? Apakah aku bukan bagian dari mereka? apakah aku hanya benalu diantara mereka? Semenjak dia pergi,mereka selalu menyalahkanku,mereka benci pada ku.Mereka menacaci ku,padahal aku adalah anak...