part 78

2.6K 124 14
                                    

Tiada hari tanpa kesedihan baginya, ada aja di setiap hari nya sesuatu hal yang membuat air matanya jatuh, jatuh untuk kesekian kalinya. Dia ingin air mata ini jatuh karena kebahagiaan bukan karena kesedihan yang terus saja membasahi pipinya. Hati nya lelah tapi raga menyuruhnya untuk tetap bertahan.

Tidak seimbang, hati yang masih menginginkannya tapi seseorang yang ada di hati nya menyuruhnya untuk pergi, tidak ada pilihan lagi bukan selain pergi, pergi menjauh bahkan tidak terlihat lagi.
Tapi kenapa rasa untuk menjauh itu sangat sulit baginya. Kinan menghela nafasnya panjang saat dia sudah beres dengan persiapan untuk pergi ke AS.

Kinan berjalan sambil mendorong dia koper berwarna merah, kaki jenjangnya berjalan menuruni anak tangga dari arah sana dia sudah melihat semua anggota keluarganya dan kedua sahabatnya yang akan mengantar nya menuju bandara. Kinan tersenyum kearah mereka, senyumnya terbit tapi mata sedikit berair.

"Kinan lo serius?" tanya Dita sambil menggenggam tangan Kinan berusaha untuk menyadarkan nya.

"Gue serius Dit, maafin gue tapi lo harus sering kunjungi gue di sana." ucap Kinan tersenyum tipis.

"Pasti, tapi kalau ada duit yah.." jawab Dita.

"Lo nih." balas Nadia menyenggol lengan Dita membuat semua orang tertawa renyah.

"Yey biar gak tegang-tegang amat Nad." ucap Dita.

"Ya udah mah, pah Kinan mau berangkat sekarang yah." ucap Kinan.

"Iya, ayo kamu harus jaga diri baik-baik yah sayang." ucap Kania memeluk putri bungsunya.

"Biar kakak bawa koper nya." ucap Kevin mengambil alih koper yang dibawa Kinan membuat Kinan tersenyum.

"Ya udah kita berangkat, bentar lagi kamu akan berangkat Nan." ucap Kinara.

"Nara, lo harus jenguk gue ga disana karena gue yakin gue gak akan balik lagi kesini." ucap Kinan.

"Iya aku janji." balas Kinara.

"Lo gak bakal balik lagi Nan?" tanya Dita.

"Mungkin." balas Kinan. "Jaga diri baik-baik, belajar yang bener, lo Dit jangan kebanyakan nyontek!" ucap Kinan.

"Enggak gue gak nyontek, gue udah berubah." balas Dita sambil mengibaskan tangannya.

"Iya gue percaya." ucap Kinan dengan senyuman nya.

"Ya udah ayo kita berangkat, nanti gue ketinggalan pesawat nih." ucap Kinan.

"Syukur dong kalau lo ketinggalan pesawat jadi gak jadi pergi." timpal Dita.

"Lo ya!"

"Haha."

•••

Hampir semua ruangan di rumah ini di dekorasi dengan indah dan mewah, tamu undangan sudah hampir semua datang. Raut kebahagiaan terpancar dari wajah Sintia sat dia menggunakan gaun warna putih ala pengantin yang sangat mewah. Dia sangat cantik hari ini di tambah polesan make up.

"Selesai." ucap laki-laki di sampingnya bergaya seperti perempuan.

Sintia bangkit dari duduknya untuk berjalan menuju pelaminan di sah kan nya dia oleh seseorang yang ia cintai dengan bantuan dua orang perempuan di sampingnya.

Aldo duduk dengan baju yang sangat bagus dan rapi, tapi raut kebahagiaan sama sekali tidak terpancar dari wajahnya. Aldo menatap kearah samping saat ia merasakan ada yang duduk di sebelahnya ternyata itu Sintia yang sebentar lagi bakal jadi istrinya.

Sedangkan disisi lain ketiga pria tampan itu tengah berusaha untuk membebaskan kedua laki-laki yang ada didalam sana."kita mulai dari mana?" tanya Juan.

K I N A N √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang