Part 82

4.4K 110 12
                                    

Laki-laki itu memejamkan mata nya rapat, di bingung."oke gue kasih tau kalian siapa dalang dari semua ini." ucapnya.

"Dia yang udah rencanain semua ini." ucapnya sambil menunjuk kearah Bara yang tengah berada di belakang mereka.

Semua orang menoleh kearah Bara, Bara menatap mereka dengan tersenyum miring yang jelas dibibir nya."kenapa? Terkejut?" tanyanya dengan wajah yang sama sekali tidak menunjukkan penyesalan sama sekali.

PLAK

Satu tamparan mendarat di pipi Bara, Dita yang melakukan itu padanya, tangan Dita mengepal erat menatap tajam kearah Dita."gue kecewa sama lo, dan gue benci sama lo!" ucap Dita penuh penekanan.

Bara menatap datar Dita."gue gak perduli!" jawabnya datar.

BUGH

Alfin memukul rahang Bara."Bangsat lo!" ucapnya.

"Tolong jangan bikin keributan disini." ucap Pak polisi.

Bara mengusap darah yang mengalir disudut bibirnya dan tersenyum miring ke arah Alfin."Gue bahagia karena Aldo hancur!" ucapnya.

"Om kenapa sih om bisa memberi pekerjaan pada anak gak tau diuntung kaya dia?" tanya Juan.

"Om kasian sama dia, tapi om juga bukan orang bodoh om selalu ngawasin dia tapi ternyata cara dia bermain lebih licik!" ucap Anton.

"Haha kasian, makasih loh tuan Anton yang terhormat udah mengasihani saya. Saya tidak butuh kasihan anda!" ucap Bara menatap tajam Anton.

"Jaga ya ucapan lo!" ucap Aldi. Aldi tersenyum kecut menatap Bara." Lo bakal hidup menderita Bara!" ucapnya.

"Gak papa-papa gue hidup menderita asalkan musuh gue mati." jawab Bara tersenyum bahagia.

BUGH

"Bangsat, anjing lo." ucap Juan sambil memukul Bara.

"Mari ikut saya." ucap Pak polisi.

"Lepasin dulu gue, gue belum selesai!" ucap Bara.

"Biarkan saja dia dulu pak, biar orang gila ini dan sesudah ini saya pastikan kmu mendekam di penjara!" ucap Anton tegas.

"Oh lo tau gak kalau gue itu seneng banget liat kalian berantem, saling nyalahin satu sama lain." ucap Bara menatap Alfin dan Juan secara bergantian."niat gue dari awal itu cuma bikin kalian, hancur dan asal kalian tau gue gak akan pernah apa yang gue lakuin sekarang karena Aldo mati, dan hidup tenang di penjara!" ucing sambil tersenyum miring.

"Anjing lo!" ucap Alfin menunjukkan Bara.

Bara menaikan alisnya sebelah."i don't care." ucapnya pelan ditelinga Alfin.

"Setan lo!" maki Alfin.

"Gue pikir lo berubah Bar nyatanya enggak, ternyata lo lebih licik daripada Sintia memanfaatkan dia demi balas dendam lo!" ucap Dita. Dita menghela nafas panjang."Gue tau rasanya pasti susah buat berubah tapi lo mikir dong dengan cara kaya gini gak bisa bikin lo hidup maju." ucap Dita.

"Udah ceramahnya?" tanya Bara datar.

"Gak tau di untung yah lo!" kesal Aldi.

"Gue emang gak tau di untung." balas Bara datar.

Bara beralih menatap Dita."Bukanya gue gak mau berubah Dit, tapi rasa benci sama rasa ingin berubah lebih besar rasa benci." ucap Bara.

"Padahal lo masih diberi kesempatan buat semua orang percaya sama lo!" lirih Dita.

"Bar, gue pikir lo berubah nyatanya enggak gue percaya seratus persen karena gue liat lo tulus banget buat nolongin Aldo." ucap Alfin.

"Gue jujur untuk saat gak akan ada yang percaya." ucap Bara.

K I N A N √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang