"Aku sayang kamu Al--"
PRANG
"Aldo!" Teriak gadis itu lemah dengan derai air mata yang membasahi pipinya, dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ternyata suara itu dari seorang suster yang tengah membawa sebuah nampan aluminium yang sekarang sudah terjatuh.
Suster itu tersenyum kikuk menatap Kinan."maaf mbak, Saya ganggu." Ucap nya.
"Gak papa kok sus." Balas Kinan sambil mengusap air matanya, lalu tatapannya kini beralih pada laki-laki yang terbaring lemah dengan bermacam alat-alat penumpang hidup nya.
"Saya permisi." Ucap suster itu lalu dibalas anggukan oleh Kinan.
Kinan membawa tangan itu ke pipinya mengecup nya pelan, dia menutup matanya lalu ia menangis kembali ternyata itu cuma mimpi tapi kenapa mimpi itu seolah benar-benar terjadi."hari ini tepat satu tahun di mana kamu menutup mata kamu, Al." Lirih Kinan.
"Kamu gak bosen apa? Kamu gak kasian nungguin sama aku? Aku nungguin kamu loh Al kapan kamu bangun?"
Ocehan gadis itu sambil menatap wajah Aldo. Dia tidak merasa bosan disini, dia selalu saja kesini berharap saat dia kesini itu laki-laki itu sudah membuka matanya menatap nya dengan hangat menyalurkan rasa kasih sayang dan kerinduan nya.
"Aku mimpi, aku mimpi kamu benar-benar pergi." Lirih Kinan.
Sangat menyakitkan apa yang terjadi di mimpi itu, dan beruntung nya ternyata cuma mimpi bukan kenyataan."Besok pagi aku gak bisa kesini karena besok ada mata kuliah pagi. Sore aku kesini yah nemuin kamu lagi." Ucap Kinan menatap Aldo dengan bibir yang tersenyum.
Kinan menatap arloji yang ada ditangan kirinya sudah pukul 19.49 ternyata sudah lama ia tertidur sampai lehernya benar-benar sakit karena tertidur dengan kepala miring."aku pulang, i love you." Bisik Kinan di telinga Aldo, lagi-lagi dia menangis Kinan mengecup kening Aldo lembut.
•••
Kinan mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang, membelah jalanan kota yang tidak terlalu ramai, gemerlap lampu menghiasi jalanan kota dan sangat memanjakan mata andai saja bisa melihat ini bersama Aldo, kapan ya itu terjadi?
Masih lama atau kah sebentar lagi? Biar waktu yang menjawab itu semua, Kinan berharap itu tidak akan lama karena Kinan benar-benar merindukan hal itu. Kinan mengerem mobil nya saat ada perempuan lewat di depan mobil nya.
Kinan terkejut dia langsung keluar dari mobil nya untuk melihat keadaan nya, perempuan dengan baju yang kotor, dan rambut acak-acakan itu meringis."Mbak maafin saya, saya ti--"
"Tolong saya." ucap nya melihat kan wajah nya.
"Sintia." Kinan terkejut melihat wajah Sintia kenapa dia jadi seperti ini.
"Tolong gue Nan." lirih Sintia.
"Hei pencuri!"
"Mau kemana kamu?"
Teriakan dari warga membuat kedua gadis ini menoleh, Sintia menatap sendu dan penuh harap kepada Kinan."Nan tolongin gue, Nan. Gue takut." ucap Sintia.
"Terimakasih mbak sudah membantu kami buat bawa pencuri ini." ucap bapak berambut ikal itu.
"Bawa aja ke polisi!"
Sintia menggeleng keras dia tidak mau sama sekali tidak mau."Nan tolongin gue, gue mohon sama lo." lirih Sintia dengan derai air mata membasahi pipi nya.
"Ikut kami." ucap nya sambil menarik tangan Sintia.
"Pak berhenti, berapa banyak uang yang dia curi?" tanya Kinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
K I N A N √
RandomREVISI KALAU LAGI MOOD, BANYAK TYPO MAAF YA GUYS! Siapa aku? Apakah aku bukan bagian dari mereka? apakah aku hanya benalu diantara mereka? Semenjak dia pergi,mereka selalu menyalahkanku,mereka benci pada ku.Mereka menacaci ku,padahal aku adalah anak...