part 81

3.1K 111 7
                                    

Semilir angin malam menerpa kulit nya saat ini, suasana malam begitu sunyi hanya ada suara klakson kendaraan dibawah sana. Bulan pun sendiri tidak ada bintang yang biasanya selalu menemani bulan.

Gadis itu menghela nafasnya panjang, sudah hampir satu Minggu dia tidak keluar dan kali ini adalah hari pertama ia keluar dari rumah, gadis itu Kinanti Razella Husein dia masih hidup.

Suara dering ponselnya berhasil mengalihkan pandangannya, Kinan melihat nama Nadia disana, ya cuma Nadia yang tahu tentang keberadaan dia yang membantu nya cuma Nadia yang tahu cuma dia.

"hallo--"

"Lo nangis? Lo dimana?" tanya Kinan khawatir dengan keadaan Nadia.

"Gue gak papa kok tapi"

Suara gemetaran disebrang sana membuat Kinan semakin khawatir, apa yang terjadi sebenarnya?

"Tapi kenapa Nad, Nadia!"

"Aldo kecelakaan."

Kaki Kinan melemas, waktu yang ia jalani sekarang seakan berhenti, Kinan tertawa renyah tentu saja dia tidak percaya dengan semua ini.

"Bercanda lo gak lucu haha."

"Gue serius, gue dirumah sakit."

Mendengar ucapan Nadia yang serius membuat Kinan semakin Khawatir, air matanya jatuh tanpa ia harus suruh sekalipun, sepertinya memang benar semesta tidak berpihak kepada mereka.

"Ap--a? Share lock Nad!"

Kinan berlari keluar gedung ini, padahal besok dia akan berniat menemui laki-laki itu, memberikan dia surprise padanya dan ya tentang kejadian pesawat itu tadinya Kinan akan memanfaatkan waktu satu hari tapi setalah kejadian pesawat itu Nadia memberikan saran untuk sedikit lebih lama.

Karena mereka tidak tahu kejadiannya akan seperti ini, tapi Kinan harus tau rencana yang terbaik. Kinan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, air mata nya terus saja mengalir deras membasahi pipinya bulan yang di atas sana pun seolah menertawakan kesedihan nya sekarang.

Kenapa harus serumit ini? Jika saja Kinan tau pada akhirnya semua ini akan terjadi Kinan tidak pernah melakukan hal ini sama sekali tidak akan pernah.

•••

Ruang operasi Aldo terbuka menampilkan laki-laki dengan wanita yang didampingi yang tengah menggunakan masker, buru-buru saja Alfin, Juan, Bara, Dita dan Nadia menghampirinya.

"Bagaimana keadaan sahabat saya dok?" tanya Alfin yang terdengar parau.

"Sahabat kalian koma." lirih dokter itu.

"Apa!?" tanya Juan sambil menggeleng kan kepalanya tidak percaya dengan semua ini." Selamatin sahabat gue! Bikin dia bangun." ucap Juan.

"Saya sudah bekerja semaksimal mungkin, biar kan Tuhan yang menentukan nya." ucap Dokter laki-laki itu.

"Tapi dia bisa sembuh kan, dia bisa bangun lagi kan?" tanya Nadia.

"Kemungkinan kecil hanya beberapa persen saja." ucap Dokter itu.

"Tolong bantu sahabat saya pak." ucap Dita.

Dokter itu mengangguk." Kalian bisa jenguk hanya dua orang saja gak lebih, dalam waktu cuma 10 menit." ucap Dokter itu.

"Gue yang bakal masuk." ucap Alfin.

"Gue ikut." balas Nadia.

Mereka masuk keruangan Aldo, tubuh Alfin melemas saat tubuh Aldo terbaring tak berdaya, banyak sekali alat-alat yang dipasang di tubuhnya membantu kelangsungan hidupnya.

K I N A N √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang