Semilir angin menerpanya, jalanan yang kosong membuat nya semakin gencar untuk menancap gas motornya saat ini, senja yang di langit pun sangat terlihat indah. Hidup akan terasa berarti saat kata hidup udah gak ada lagi. Kenangan terasa indah saat kenangan indah itu tidak bisa di lakukan lagi.
Aldo sudah sampai di tempat tujuannya, tempat ia ingin menenangkan diri, pantai tempat ini menjadi tujuan utama nya sekarang. Matahari yang mulai tenggelam itu sangat indah, di tambah suara deburan ombak yang tenang, tidak ramai bahkan tidak ada siapapun membuat orang seperti Aldo aja tenang jika disini.
Aldo terduduk di atas pasir lembut itu, air matanya jatuh berkali-kali. Selama ini dia tidak pernah menangis kecuali saat kematian ibunya dan sekarang dia menangis karena sosok perempuan yang menghampiri hidup nya dan pergi begitu saja.
Aldo menjambak rambut nya kencang, hatinya hancur bahkan sangat hancur sekarang. Sekuat apapun dia menutupinya dia tidak pernah menutupi garis kesedihan di wajah dan matanya yang sangatlah terlihat jelas.
"Kenapa bukan gue yang mati, kenapa---"
Penyesalan itu kembali hadir menyelimuti saat ini, kesedihan itu entah kenapa selalu menjadi-jadi dalam hidupnya.
"Lo tau alasan Kinan lebih dulu mati dari pada lo."
Aldo menoleh ternyata Bara ada disana, Aldo menatap Bata datar kenapa laki-laki ini selalu saja mengikuti kemanapun ia pergi, apa Bara disewa untuk jadi body guard nya. Aldo tersenyum kecut yang benar saja.
Aldo menaikan alisnya sebelah, seolah bertanya apa. Bara tersenyum kearah Aldo."karena biar lo lebih lama disini, biar lo tobat dulu Al karena emang---"
BUGH
"Aldo anjing! Sialan ya lo!" umpat Bara, saat Aldo memukul punggung Bara sangat keras membuat dia kesakitan.
" ngapain lo kesi--" ucapan Aldo terpotong saat suara sahabatnya memanggil namanya dengan embel-embel menjijikkan menurut Aldo.
"ALDO SAYANG AYEM KOMING." teriak Alfin sambil merentangkan tangannya.
"najis!" balas Aldo sambil menggidigkan bahunya.
"Tega bener ya, dedek jadi tersakiti." ucap Alfin dengan lebay.
"Belum minum obat lo?" tanya Bara.
"Bukan belum minum obat, dia kelebihan obat." sahut Juan.
BUKH
Alfin menendang pantat Juan sangat keras membuat dia terhuyung kearah depan sehingga dia menubruk Bara, membuat Bara terjatuh dengan Juan diatasnya.
"Mampus lo!" ucap Alfin sambil tersenyum kemenangan.
"NGAPAIN LO BERDUA?!" teriak Nadia dengan kedua tangan yang ada di pinggangnya menatap kearah Bara dan Juan tajam seperti guru BK yang memarahi anak yang nakal disekolah.
"SETAN, BANGSAT, GOBLOK, GILA, NGAPAIN LO BERDUA ASTAGHFIRULLAH." teriak Dita tak kalah heboh saat mereka baru sampai.
Juan buru-buru saja bangkit dan membersihkan bajunya yang terkena pasir, begitupun Bara sambil menatap kearah Alfin tajam." Gila ya lo!" ucapnya.
"Heh lo berdua, ini tempat umum mikir dong!" ucap Nadia.
"Gila ya lo, pikiran lo ngeres tau gak." jawab Bara tak kalah sinis.
"Ya kali aja lo gak nor---"
"Gue normal Dita!" potong Bara sambil menatap malas kearah Dita.
"Halah alasan, buktinya Ceu Edoh nyamperin lo kok gak ke goda sih." ucap Dita.
KAMU SEDANG MEMBACA
K I N A N √
RandomREVISI KALAU LAGI MOOD, BANYAK TYPO MAAF YA GUYS! Siapa aku? Apakah aku bukan bagian dari mereka? apakah aku hanya benalu diantara mereka? Semenjak dia pergi,mereka selalu menyalahkanku,mereka benci pada ku.Mereka menacaci ku,padahal aku adalah anak...