48. Just Let Me - (Renjun X Haechan NCT)

966 44 9
                                    

Renjun mengacak rambutnya kesal, pekerjaannya hari ini benar - benar membuat isi kepalanya seperti mau meledak. Bos jahanamnya  membuat dia harus mengejarkan laporan mendadak untuk klien besar. 

"Sayang...."

Renjun buru - buru mendongakkan kepala dan terkejut luar biasa karena kekasihnya malah datang mengunjunginya dengan membawakan camilan dan dua cup americano. 

"Aku sedang sibuk Haechan, jangan menganggu dulu," kata Renjun dengan begitu dingin. 

Haechan menatap kecewa pada kekasihnya, "Okey... ini aku letakkan disini. Jangan lupa istirahat dan makan ya."

Renjun bahkan tidak menganggukkan kepala dan itu membuat Haechan melangkah pergi tanpa berkata apapun lagi. 

@@@@@

Haechan menghela nafas panjang begitu sampai diluar ruangan Renjun. 

"Permisi... aku mau lewat.."

Haechan menatap kearah sekretaris Renjun - Yeri yang berdiri didepan Haechan dengan senyuman lebar. Mata Haechan menatap kearah berkas - berkas di tangan Yeri, "Sedang banyak pekerjaan ya."

"Iya, tadi Jaehyun - ssi tiba - tiba saja memberikan tugas pada Renjun - ssi agar membuat laporan untuk klien di China, jadi kami sedang melakukan revisi," kata Yeri. 

Haechan menggeser berdirinya, memberikan jalan pada Yeri. Dia seharusnya segera melangkah pergi dan kembali bekerja, tetapi entah kenapa Haechan tetap berdiri dan menatap kearah Renjun. Jujur saja hati Haechan merasa sakit ketika melihat Renjun menanggapi dan menyambut Yeri dengan senyuman. Dia tahu memang harus profesional di tempat kerja, tetapi.. melihat makanan dan minuman yang ia bawakan bahkan tidak disentuh sementara Yeri disambut begitu hangat Haechan merasa sakit hati. 

@@@@@@

Mata Haechan menatap kearah jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Renjun belum terlihat turun dari lantai 12 tempat kekasihnya itu bekerja. Haechan mengambil handphonenya dan mencoba menelepon kekasihnya itu. 

"Sayang... kamu mau pulang jam berapa?" tanya Haechan begitu telepon tersambung. 

'Aku masih banyak pekerjaan, kau pulang saja dulu,' jawab Renjun di seberang telepon. 

Haechan baru saja akan menutup teleponnya ketika ia mendengar suara tipis Yeri yang masuk kedalam teleponnya, "Kau bersama dengan Yeri."

'Iya kan pekerjaanku berhubungan dengannya. Kenapa? Kau curiga jika aku ada main dengan Yeri.. begitu...'

Haechan mengerutkan kening, menatap kearah handphonenya. Ia yang awalnya tidak mau marah dan biasa saja malah jadi kesal dan menutup telepon begitu saja tanpa menunggu ocehan Renjun lagi. 

@@@@@

Haechan mendongakkan kepalanya kedalam ruang kerja Renjun dan dia tidak melihat sosok kekasihnya itu. 

"Kau mencari Renjun - ssi ya..."

Haechan terlonjak kaget dan buru - buru menatap kearah Yeri yang berdiri dibelakangnya, "Iya."

"Renjun - ssi sedang ada pertemuan dengan klien," kata Yeri. 

"Ohhh.. ya sudah, terima kasih infonya," balas Haechan. 

"Tadi malam Renjun - ssi marah padamu ya karena kau menuduh kami..."

"Aku tidak menuduh ya.. bahkan aku bicara saja tidak hanya bertanya kau masih ada bersama dengan Renjun. Justru Renjun yang menuduh," potong Haechan dengan nada tinggi yang membuat beberapa pegawai menatap kearahnya. 

Yang lebih menyebalkan, Yeri yang tadi berbicara dengan biasa saja kini membungkukkan badan dan berpura - pura takut pada Haechan. 

"Ya.. Haechan... kau ini benar - benar keterlaluan ya.."

Haechan menolehkan kepala dan melihat Renjun melangkah kearahnya dengan tatapan marah, "Aku tidak berbuat apapun."

"Jangan berbohong, kau dari semalam sudah menuduh kami yang bukan - bukan," kata Renjun. 

Haechan sudah tidak bisa menahan amarah didalam dirinya, ia menarik kerah baju Renjun begitu saja dan mencengkeramnya dengan kencang, "Heh!!! memangnya aku ada menuduhmu??? Aku hanya bertanya karena aku peduli... kau tidak sadar malah kau yang menuduhku!! kalau memang sudah bosan denganku dan mau putus bilang saja!!! Iya kita putus!!! ITU YANG KAU INGINKAN KAN!!!"

Haechan menghempaskan pegangganya pada kerah baju Renjun dengan begitu keras hingga akhirnya Renjun terjatuh. Haechan sudah tidak peduli lagi, ia melangkah pergi saja dan masa bodoh dengan semua orang yang menatap kearahnya. 

@@@@@

Beberapa waktu berlalu, Haechan masih betah dengan kesendiriannya sementara beberapa hari setelah peristiwa kemarahan Haechan meluap Renjun dikabarkan memiliki hubungan dengan Yeri. Mungkin tanpa tuduhan dari Haechan - pun, sebenarnya Renjun dan Yeri memang sudah ada main dibelakangnya. Tapi Haechan tidak peduli. 

Haechan memilih menikmati makan siangnya di kebun belakang kantornya. 

"Permisi.."

Haechan mendongakkan kepala dan menatap pada Jaehyun yang duduk dihadapannya.

"Eh sanjangnim kenapa makan disini?" tanya Haechan. 

"Tidak apa - apa, ingin makan disini saja," kata Jaehyun, "Tidak boleh?"

"Ya bolehlah... kan perusahaan ini milikmu," balas Haechan dengan senyuman lebar. 

"Ingin menemani yang sedang patah hati saja, takut kalau mendadak bunuh diri," kata Jaehyun. 

Haechan yang sudah mangap hendak memakan roti isinya, ia sekarang menatap kearah bosnya, "Aku takkan bunuh diri untuk laki - laki brengsek itu."

Jaehyun terkikik geli melihat kemarahan Haechan yang lucu, "Daripada memikirkan Renjun denganku saja..."

"Ha?" lagi - lagi Haechan gagal memakan roti isinya. 

"Iya... aku lebih tampan dari Renjun, lebih sayang pulang denganmu," kata Jaehyun. 

Haechan kali ini meletakkan roti isinya dan menatap kearah Jaehyun, "Kau serius atau bercanda bos?"

"Serius lah... kau minta apapun sekarang aku turuti. Sebagai bukti bahwa aku benar - benar mencintaimu dan siap berkorban untukmu," Jaehyun menggenggam lembut tangan Haechan. 

"Apapun..."

Jaehyun menganggukkan kepala.

@@@@@

Haechan tersenyum lebar, mengintip dari balik tirai ruang kerja Jaehyun kearah bawah dimana terlihat Renjun yang melangkah keluar dari kantor dengan membawa barang - barang. Ya... Haechan memang bukan orang yang baik, jika sakit hati maka dia harus menuntaskan sakit hatinya dan ini salah satu yang ia lakukan. 

"Puas?" tanya Jaehyun yang berdiri dibelakang Haechan. 

Haechan membalikkan badan dan tersenyum kearah Jaehyun, tangannya melingkar pada leher Jaehyun sementara kakinya menjijit karena tinggi Jaehyun. Haechan mengecup ringan pada bibir Jaehyun, "Sangat puas sekali.. terima kasih."

"Lalu Yeri.. kau mau apakan?" tanya Jaehyun yang mencuri - curi mencium pipi dan dahi Haechan. 

"Jadikan dia sekretarisku,akan kutunjukkan padanya apa itu neraka dunia..."

Jaehyun menatap kearah Haechan, "Kau menakutkan sekali."

"Lalu?" 

Jaehyun tersenyum lebar, ia mencium lembut pada bibir Haechan, "Tidak apa - apa.. aku tetap mencintaimu."

Haechan mendekatkan kembali pada wajah Jaehyun, melumat bibir bosnya yang kini telah resmi menjadi kekasihnya. 


Yaoi Oneshoot Series - Book 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang