166. Luka - (Jaehyun X Renjun NCT)

379 22 17
                                    

Jari jemari Renjun menari - nari diatas tuts tuts piano. Terus mendentangkan nada - nada minor penuh kesedihan. Bibirnya bergumam lirih, senandung cinta penuh kesedihan yang mengalir begitu saja didalam otaknya. 

"Renjun...."

Suara panggilan yang terdengar samar - samar, Renjun abaikan. Matanya yang terpejam membuat pikirannya semakin larut dalam lirik - lirik yang terangkai semakin nyata dan jelas. 

"Renjun..."

Suara panggilan terdengar semakin jelas, memaksa Renjun membuka matanya dan terlihat sosok tampan seorang Jung Jaehyun yang berdiri didepan piano putih yang ada di atas panggung yang berada didalam gedung pertunjukan SMA Seungri. Renjun yang terlalu terkejut dengan sosok Jaehyun, tidak berkata apapun, otaknya masih dipenuhi dengan rangkaian bait dan nada - nada minor sehingga airmatanya mengalir begitu saja. 

"Kenapa menangis?" tanya Jaehyun, tangannya hendak terjulur menghapus airmata yang membasahi wajah manis Renjun. 

"Jaehyun!!!!"

Namun teriakan menyebalkan dari depan pintu gedung pertunjukan membuat Renjun dan Jaehyun sama - sama menolehkan kepala, menatap pada sosok Jeon Jungkook yang melambaikan tangan kearah Jaehyun. 

"Ayo!!! Kita harus segera latihan basket," kata Jungkook. 

Jaehyun menganggukkan kepala dan setelah memastikan Jungkook membalikkan badan, ia kembali menatap pada Renjun, "Besok aku akan datang kembali kesini."

Renjun menganggukkan kepala, ia menatap pada Jaehyun yang melangkah pergi dari hadapannya. Jari jemarinya kembali bermain diatas tuts piano, kali ini ia bernyanyi dengan lebih lantang. 


Terlalu jauh, tidak akan bisa tergapai

Meski kau dihadapanku

Terlalu sulit, tidak akan bisa kumiliki

Meski kau ada disampingku

Terlalu menyakitkan, kenyataan yang ada

Terlalu mengerikan, hingga selalu berharap tidak ada


Jaehyun menghentikan langkah kakinya, mendengar nyanyian begitu memilukan dari bibir Renjun membuatnya menolehkan kepala dan menatap kearah piano. Dadanya terasa sesak, seakan ada ribuan kupu - kupu terbang dan menghantam tepat pada ulu hatinya. Begitu sesak dan menyakitkan. Ia berusaha menahan sebisa mungkin airmata yang pada akhirnya mengalir keluar begitu saja. 

"Kau harus merelakannya..."

Jaehyun mendengar dengan jelas ucapan yang dikatakan oleh Jungkook. Ia tidak bisa mengangguk dan enggan menggelengkan kepalanya. Apa arti merelakan sebenarnya? Karena Jaehyun tahu dia benar - benar tidak bisa merelakannya. Tetapi tetap, bibirnya terbuka dan mengatakan satu kalimat... kalimat yang sama...

@@@@@@

Lagi, jari jemari Renjun menari diatas tuts tuts piano. Masih dengan nada minor penuh dengan kesedihan dan lirik yang semakin hari semakin menyanyat hati. Matanya terpejam, sembari terus menyanyi didalam kepalanya terbayang semua kenangan masalalu yang masih terus membayanginya. 

"Renjun..."

Suara milik Jaehyun terdengar kembali didalam telinganya. Terasa begitu nyata. Terasa begitu menyesakkan. Dia harus mengakhiri semua ini, tetapi di satu sisi dia tidak ingin mengakhirinya. Renjun masuk kedalam pusara aneh yang membuatnya enggan untuk pergi. 

Yaoi Oneshoot Series - Book 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang